BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Analisis kontrastif disebut juga linguistic kontrastif yaitu salah satu cabang linguistic yang mengkaji dan mendeskripsikan persamaan dan perbedaan struktur atau aspek-aspek yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih. Sejak akhir perang Dunia II sampai pertenganahan tahun 1960-an, analisis kontrastif (anakon) mendominasi dunia pengajaran bahasa kedua (B2) dan pengajaran bahasa asing (Tarigan, 1989: 3).
Analisis kontrastif, merupakan prosedur kerja, adalah aktifitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajara bahasa yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2 (Tarigan, 1989: 5).
Anakon membahasa tataran mikrolinguistik yaitu dari sisi sintaksis dan leksikal. Pada tataran sintaksis akan dibahas tentang perbedaan aspek kata menjadi sebuah klausa dan kalimat. Dan pada aspek leksikal akan dibahas tentang pengontrasan bahasa berdasarkan makna dan pemakaian kata dalam bahasa.
Rumusan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah yang dimaksut dengan analisis kontrastif mikrolinguistik sintaksis dan sepertiapaka contohnya?
Apakah yang dimaksut dengan analisis kontrastif mikrolinguistik; leksikal dan contohnya?
Tujuan
Tujuan dari amakalah ini adalah untuk mengetahui yang dimaksut dengan analisis kontrastif mikrolinguistik; sintaksis dan leksikal berserta dengan contoh-contonya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Kontrastif Mikrolinguistik: Sintaksis
Para linguis secara tradisional telah mengategorikan bahasa sebagai suatu sistem komunikasi kompleks yang harus dianalisis dalam berbagai tataran, atau dengan kata lain, kajian analisis kontrastif dalam kaitannya dengan mikrolinguistik dapat dilakukan dalam berbagai tataran linguistik antara lain fonologi, morfologi, sintaksis, leksikal, dan pragmatik. Perlu ditegaskan bahwa linguistik dibedakan dalam pemisahan atau penggabungan dalam level-level tersebut. Sebagai contoh, Chomsky berpendapat bahwa tata bahasa merupakan bagian yang otonom dari semantik, sedangkan di sisi lain para linguis aliran Firth mengklaim bahwa tidak terdapat batasan antara leksikal dan tata bahasa.
Pada era 1600-an merupakan dekade revolusi dalam bidang linguistik dan psikologi. Revolusi dalam linguistik ditandai dengan munculnya Syntactic Structure yang ditulis oleh Noam Chomsky pada 1957 yang kemudian disusul dengan Aspects of the Theory of Syntax pada 1965 yang membuat bergesernya linguistik struktural ke tata bahasa transformasional generatif. Selanjutnya, jelas bahwa dasar psikologi pada linguistik struktural dianggap tidak lagi kompatibel dengan teori linguistik yang diajukan oleh Chomsky. Dengan demikian, psikologi behavioris harus diganti dengan teori baru yang dinamakan Cognitive Code-Learning theory agar sesuai dengan linguistik tata bahasa transformasional generatif.
Dalam praktik mutakhir, banyak ditemukan dalam pengajaran bahasa interferensi-interferensi pada tataran fonologi sebagai tantangan terberat dalam pengajaran bahasa. Akan tetapi, tantangan pada tataran sintaksis pun juga memiliki porsi besar dalam kaitannya dengan interferensi pada pembelajar bahasa.
Sintaksis adalah kajian linguistik yang membahas tataran hubungan antar-kata serta merepresentasikan struktur dan bentuk ucapan dari penutur. Satuan sintaksis terdiri dari kata, frasa, klausa, dan kalimat. Dapat pula disebutkan bahwa sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tentang kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain dalam suatu ujaran atau kalimat dan kalimat ini berjenis-jenis pula. Nelson Francis membuat pembagian kalimat seperti berikut ini:
a. Menurut posisinya dalam percakapan, terdapat tiga jenis kalimat:
1. A situation-sentence adalah kalimat yang mengawali suatu percakapan.
2. A sequence-sentence adalah kalimat yang menyambung suatu percakapan tanpa mengganti pembicara
3. A response-sentence adalah kalimat yang meneruskan suatu percakapan dengan suatu pergantian pembicara.
b. Menurut konteks dan jawaban yang dihasilkan, dapat dibedakan enam jenis kalimat:
1. A greeting sentence : Hello Bill….Hello Mary.
2. A call sentence : how are you?..... Fine, thanks
3. An exclamation sentence : Oh! Oh! …. (no response)
4. A question sentence : here are you going?.... home
5. A request sentence : please close the window… okay
6. A statement sentence : I meet John at the office today….Mm-hm
Berbicara mengenai struktur sintaksis atau syntactic relationship, maka kita mengenal empat struktur utama, yaitu:
1. Structure of modification (struktur modifikasi)
2. Structure of prediction (struktur prediksi)
3. Structure of complementation (struktur komplementasi)
4. Structure of coordination (struktur koordinasi)
Berikut penjabaran dan contohnya:
Structure of modification (struktur modifikasi)
Modifikasi merupakan hubungan antara kata, frasa, atau klausa yang digunakan sebagai modifier atau penentu keterangan dari kata lain atau kelompok kata.
Kelompok struktur inti-keterangan
Jika dilihat pengontrasan antara bahasa inggris dan bahasa Indonesia dalam bidang struktur modifikasi, maka terlihat yang paling nyata adalah mengenai yang berintikan kata benda, karena bahasa Indonesia berstruktur DM (Diterangkan-Menerangkan). Perhatikan contoh berikut di bawah ini:
Konstuksi Posesif
Kata benda banyak sekali bertindak sebagai keterangan kepada kata benda. Kata benda-kata benda muncul di depan kata benda yang diterangkannya tidak pernah di belakangnya. Struktur-struktur jenis ini ada dua:
Struktur-struktur dimana kata benda yang menerangkan memiliki
infleksi posesif (‘s) kadang disebut juga kontruksi posesif (possessive
construction) contoh: Child’s play, A dog’s life, My father’s house
Struktur-struktur dimana kata benda yang menerangkan itu muncul pada bentuk dasar atau infleksi jamak (-es) kadang disebut kontruksi noun adjunct (noun adjunct construction) contoh: The dog days
Berikut ini contoh kedua konstruksi tersebut dengan kata benda yang sama sebagai keterangannya.
Possessive Noun-Adjunct
- Child’s play - Child psychology
- A dog’s life - The dog days
- A day’s work - The day shift
- My father’s house - A father image
Pasangan terkahir secara jelas melukiskan perbedaan arti yang mungkin terdapat antara kedua struktur modifikasi tersebut. Perbedaan formal antara keduanya dapat dijelaskan sebagai berikut: suatu konstruksi yang mengandung of dapat digantikan bagi konstruksi posesif dan determiner (kalau ada) akan berpindah bersama kata benda keterangan tersebut; sebaliknya, beberapa jenis konstruksi lain harus diganti bagi noun adjunct, dan determiner berpindah bersama kata benda inti.
Dalam contoh berikut tanda “>” berarti diubah menjadi: my father’s house > house of my father. The woman’s doctor > doctor of that woman. That woman doctor > that doctor who is a woman.
Kalau kedua konstruksi diatas kita kontraskan dengan konstruksi yang terdapat dalam bahasa Indonesia, maka jelas terlihat bahwa dalam bahasa inggris terdapat struktur MD (Menerangkan-Diterangkan) dan dalam bahasa Indonesia struktur DM (Diterangkan-Menerangkan). Lihat perbandingannya dibawah ini:
Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
- Child’s play - Permainan Anak-Anak
- Mother’s book - Buku ibu
- My father’s house - Rumah ayah saya
- A dog’s life - Kehidupan anjing
- Child psychology - Psikologi anak
Konstruksi Apositif
Apositif merupakan suatu tipe khusus keterangan kata benda atau non-modifier. Apositif dapat merupakan suatu kata benda, suatu struktur modifikasi yang berintikan kata benda, atau suatu struktur kordinasi yang dari struktur-struktur kata benda atau yang berintikan kata benda yang diintikannya. Contoh:
The poet Amir Hamzah Penyair Amir Hamzah
The disease dysentry Penyakit disentri
The river Ciliwung Sungai Ciliwung
Dengan demikian, dalam kaitannya dengan analisis kontras pada tataran sintaksis yang berkaitan dengan struktur, dapat ditarik kesimpulan bahwa singkatnya, dalam bahasa Inggris mengenal struktur MD sedangkan dalam bahasa Indonesia mengenal sistem DM.
Frasa Kata Kerja
Sebagai contoh kontras, dalam bahasa Jepang frasa kata kerja dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Kata kerja suru ‘oes’ atau dengan kata lain yang didahului oleh alternatif sebuah ekspresi yang mendapat infleksi. Kata-kata yang berekuivalen dengan suru itu semua memiliki arti yang sama tetapi berbeda dalam konotasi kehormatan seperti itasu, pasaru, timasu, itamasu, dan nasaimasu.
Contoh:
Tabetari suru “eats and does other thing, eats and so on”
Samukattari suru “is something cold”
Kataraitari itasunasu “(I) work and so on”
Yonde itari nasimasu “(you) are reading and so on”
Kata kerja naru “becomes” (atau ekuivalen dengan narimasu) atau kata kerja gozaru “is” (atau ekuivalen dengan gozaimasu) yang didahului oleh infinitif suatu ekspresi kata keadaan. Di depan naru kata kerja itu muncul dalam bentuk infinitifnya, berakhir dengan morfonemik –su yang terjadi dalam kalimat-kalimat mayor saja dalam posisi ini:
Contoh:
Samuku naru grows cold
Hosiku naku narubecomes undesirable
Aruite ikitaku narimasu(I) begin to wish to go on foot
Samuu gozaimasu is cold
Chayoo gozaimasugood morning
Setiap kata kerja yang didahului oleh bentuk –ing atau gerund adalah ekspresi kata kerja. Ini merupakan tipe yang paling banyak muncul dalam frasa kata kerja. Ekspresi kata kerja yang mendahului kata kerja itu sendiri dapat berupa kata kerja atau frasa kata kerja setiap tipe.
Contoh:
Sebuah kata kerja mendahului inti
Aruite ikugoes on foot
Tabete iruis eating
Motte iruis holding, has, owns
Motte iku goes holding, takes
Tabete aruis eaten
Frasa kata kerja tipe a mendahului inti
Tabetari site iruis eating and so on
Samukattari site iruis (being) sometimes cold
Frasa kata kerja tipe b mendahului inti
Samuku natte kitahas grown cold
Kuraku natte kurustarts to get dark
Frasa kata kerja tipe c mendahului inti
Aruite itte simattahas gone away on foot
Tukkatte simatta iruis using it up
Isoide aruite kaette kurucomes back rapidly on foot
Frasa Kata Keadaan
Terdapat 4 tipe frasa kata keadaan dalam bahasa Jepang, antara lain:
Setiap kata keadaan inti yang didahului oleh bentuk –ing atau gerund sebuah ekspresi kata kerja.
Contoh:
Kaite nai (kaite arimasen)is not written
Kakete naiis not hung
Motte ite naiis not taken
Tabate itaiwants to be eating
Aruite ikitaiwants to go on foot
Motte konaidoes not bring
Tukatte simawanaidoes not use up
Ookiku natte inaihas not grown big
Kata keadaan nai (ekuivalen arimasen) “is not, there is not” atau kata keadaan naranai (ekuivalen narimasen) “does not become” atau kata keadaan naritai “wants to become” didahului oleh infinitif suatu ekspresi keadaan.
Contoh:
Samuku nai (samuku arimasen) is not cold
Aruitte ikitaku naidoes not want to go on foot
Samuku naranaidoes not get cold
Tuyoku naritaiwants to grow strong
Kata keadaan sinai (ekuivalen itasana, nasaranai, simasen, itasumasen, nasaimasen) “does not do” atau kata keadaan sitai (ekuivalen itasitai) “wants to do” yang didahului oleh alternatif suatu ekspresi yang berinfleksi.
Contoh:
Tabetari sinaidoes not eat and so on
Samukattari sinaiis not sometimes cold
Hataraitari sitaiwants to work sometimes
wants to work and other thing
Kata keadaan nai “is not, there is not” (ekuivalen arimasen) yang didahului oleh gerund suatu frasa kopula
Contoh:
Heitai de naiis not a soldier
Keitai de arumasenis not a soldier
Soo de naiis not so
Kore bakari de nakunot only this
Frasa Kopula
Kopula merupakan verba penghubung antara subjek dengan komplemen-komplemen dalam sebuah frasa atau kalimat. Dalam hal ini, terdapat lima jenis kopula yang menunjukkan kontras dalam bahasa Jepang, yaitu:
Oleh sebab sebuah kata benda atau tipe ekspresi substantif lain. Contoh:
Heitai dait is a soldier
Soo dais so
Watakusi no, boosi dais my hat
Sensoo ni, tuite dais about the war
Oleh sebuah frasa relasi
Contoh:
Watakusi no dais mine
Tokyo kara dais from Tokyo
Tomodati no, musume no dais (my) friend’s daughter
Oleh sebuah ekspresi indikatif yang berinfleksi
Samui desuis cold
Samui desitawas cold
Samukatta desuwas cold
Taberu daroowill probably eat
Taberu desyoowill probably eat
Samui daroowill probably be cold
Oleh sebuah ekspresi indikatif berinfleksi dengan sebuah clause particle mengikutinya
Contoh:
Tabata kara dait is because (someone) ate
Tabete iru kara dait is because (someone) is eating
Samuku nai kara dait is because it is not cold
Oleh sebuah ekspresi kata kerja presumtif, walaupun jarang
Contoh:
Ikoo zya nai kalet’s go, shall we not go?
Frasa Kata Keterangan
Frasa adverbia merupakan frasa yang unsur pusatnya mengandung adverbia.
Contoh:
Kyootodayhari ini
Kotosaithis yeartahun ini
Taihenvery muchsangat banyak
Frasa Relasi
Frasa yang terdiri atas dua konstituen, salah satu elemennya disebut relatum atau penghubung dan partikel yang mengakhiri frasa ini disebut partikel referen.
Contoh:
with
only
in, on, at
Frasa Kuotasi
Frasa yang terdiri atas dua konstituen, di mana intinya merupakan kuotasi dan dilengkapi dengan partikel kuotasi.
Contoh:
Sayonara to ittaHe said goodbye
Tanaka to yuuHe is called Tanaka
2. Structure of prediction (struktur prediksi)
Dalam struktur predikat, biasanya terdapat hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh:
Konstruksi bahasa Karo Konstruksi bahasa Inggris
Man aku makan saya- bird sing burung bernyanyi
Madem iatidur dia- wind blows angin bertiup
Lawas kamipergi kami- I sleep aku tidur
Bahasa Karo berstruktur PS (predikat subjek) sedangkan bahasa Inggris berstruktur SP (subjek predikat)
Structure of complementation (struktur komplementasi)
Struktur komplementasi merupakan hubungan antara verba dan komplemennya. Yang dapat berupa Direct Object (DO), Indirect Object (IO), Objective Complement (OC), dan Subjective Complement (SO). Terlebih dahulu perlu diketahui bahwa verba terbagi lagi dalam beberapa jenis, antara lain verba kopulatif, verba transitif, verba intransitif. Verba kopula mempunyai komplemen tetapi tidak dapat dibuat pasif, dalam bahasa Inggris umumnya berupa to be. Verba transitif memiliki komplemen dan dapat dipasifkan, dan verba intransitif tidak mempunyai komplemen dan tidak dapat dipasifkan. Sebagai contoh verba dalam bentuk kalimat seperti berikut:
KopulatifThe weather turned cold
The music sounded loud
TransitifThe man sold his car
The wind blow down the house
IntransitifThe train stopped
The machine is running
Konstruksi Subjek-Predikat-Objek
Yang akan dibahas di sini hanya objek langsung saja, yang terbatas pada kata benda dalam bahasa Karo dan bahasa Inggris
Bahasa Karo:Nukur uis iamembeli kain ia
Nangko tebu akumencuri tebu aku
Bahasa Inggris:She bought a bookdia membeli buku
I send a letteraku mengirim surat
Perlu dicatat bahwa konstrukri SPO dalam bahasa Inggris bersifat mutlak sedangkan konstruksi SOP dalam bahasa Karo bersifat tidak mutlak karena perbedaan terletak pada penekanan, bukan arti.
Perhatikan contoh berikut:
Nukur uis iamenjadiia nukur uis
(Membeli kain iamenjadiia membeli kain)
Structure of coordination (struktur koordinasi)
Sebuah struktur koordinasi terdiri dari suatu atau lebih kesatuan-kesatuan sintaksis yang sederajat dalam sebuah struktur yang berfungsi sebagai suatu kesatuan tunggal atau suatu kesatuan yang utuh. Kesatuan-kesatuan yang digabung demikian rupa itu dapat berupa salah satu jenis kata, kata tugas, ataupun struktur-struktur yang lebih kompleks yang telah dinyatakan sebagai yang turut mengambil bagian dalam organisasi tata bahasa.
Penggabungan itu mungkin dilakukan oleh word order dan prosody, atau dengan bantuan tambahan dari seperangkat kata tugas dan frasa-frasa yang dapat kita sebut koordinator. Contoh dalam bahasa inggris:
And rather than not (only)….but (also)
But as well as either…..or
Nor together with neither….nor
Not along with both……and
I like fresh fish not salted
Rather than starve he chose to eat insects
He chose to eat insects rather than starve
I bring not peace but a sword
He is either extremely clever or totally mad
Koordinator- koordinator pada kolom pertama selalu muncul diantara elemen yang digabungkannnya. Yang terdapat pada kolom kedua dapat muncul pada posisi tersebut, sedangkan yang berada pada kolom ketiga, yang disebut korelatif, terdiri dari dua bagian: bagian pertama muncul pada awal struktur itu dan bagian kedua diantara kedua komponennya yang terakhir.
Struktur koordinasi yang mengandung lebih dari dua komponen disebut series. Dalam bahasa Inggris hanya struktur inilah satu-satunya yang mengandung lebih dari dua gatra langsung atau immediate constituents jadi jelas sebuah series mempunyai gatra langsung sebanyak unsur yang terdapat di dalamnya, contoh:
Red, white and blue
Government, of the people, by the people, for the people.
2.1 Analisis Kontrastif Mikrolinguistik: Leksikal
1. Objek Kajian Leksikologi
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apa pun. Misalnya, leksem kuda memiliki makna leksikal sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai, pinsil bermakna leksikal sejenis alat tulis yang terbuat dari kayu dan arang, dan air bermakna bermakna leksikal sejenis bsrang cair yang biasa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Dengan contoh itu dapat dapat juga dikatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang sebenarnya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indra kita, atau makna apa adanya. Kamus-kamus dasar biasanya hanya memuat makna leksikal yang dimiliki oleh kata yang dijelaskannya. Oleh karena itulah, barangkali banyak orang yang mengatakan bahwa makna leksikal adalah makna yang ada dalam kamus. Pendapat itu, memang tidak salah, namun, perlu diketahui bahwa kamus-kamus yang bukan dasar, juga ada memuat makna-makna lain yang bukan leksikal, seperti makna kias dan makna-makna yang terbentuk secara metaforis.
Konsep dasar dalam leksikologi ialah leksem (kata yang merupakan satuan bermakna atau satuan terkecil dari leksikon). Hubungan kata dan leksem dapat digambarkan dengan diagram berikut:
Jadi, kata adalah leksem, baik leksem tunggal maupun gabungan leksem yang sudah mengalami proses morfologi. Misalnya kata rumah berasal dari leksem tunggal yang telah mengalami proses derivasi zero ( proses morfologik yang mengubah leksem menjadi kata tanpa penambahan atau pengurangan). Kata berjuang berasal dari leksem juang yang mengalami proses afiksasi dengan ber-. Jadi, kata rumah adalah kata yang terdiri atas morfem tunggalrumah, sedangkan kata berjuang terjadi dari morfem afiks ber- dan morfem dasar juang.[24] Sehingga kita dapat simpulkan bahwa leksikologi mempelejari seluk-beluk kata, yaitu perbendaharan kata, pemakaian kata serta artinya seperti dipakai masyarakat pemakai bahasa.
Dari uraian di atas dapat disebutkan bahwa objek leksikologi itu adalah perbendaharaan kata atau kosakata dalam suatu bahasa serta arti kata dan pemakaiannya dalam suatu bahasa.
2. Contoh Analisis Lesikologi
Kekayaan dan keragaman kata atau kosakata dalam suatu bahasa kita dapat temukan dalam sebuah buku yang berkumpulkan informasi tentang kata, atau biasa disebut dengan kamus. Melalui kamus kita akan menemukan leksem yang tersusun secara alfabetis, yang mempermudahkan kita dalam mencari arti atau makna suatu kata. Misalnya saja kata perikemanusiaan, dalam kamus, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan terlebih dahulu leksem (bentuk asal) kata yaitu manusia sebagai kata entri, sedangkan bentuk-bentuk derivasinya diperlakukan sebagai sub entri, seperti memanusiakan, kemanusiaan dan sebagainya.
Pemakaian kata dan arti kata dapat dijelaskan dalam kamus, dimana didalam penjelasanya dibutuhkan bantuan ilmu leksikologi yang mempelajari arti karta yang terkandung dalam setiap katanya, atau yang lazim disebut arti leksikal (lexical meaning). Arti leksikal dan pemakaian kata dalam bahasa dibicarakan dalam leksikologi.
Seperti beberapa contoh berikut yang memiliki arti leksikal yang berbeda dalam pengunaanya dalam berbahasa, misal seperti kata senjata danbersenjata. Kata senjata yang tanpa diberi imbuhan, berarti alat yang dipakai untuk berperang atau berkelahi, berbeda dengan arti kata bersenjata yang telah ditambah imbuhan berarti memakai senjata, berlengkap(kan) senjata. Sehinggakedua kata tersebut masing-masing memilki arti leksikal. Contoh berikutnya seperti kata mekar dalam bahasa Indonesia (B1), dalam ilmu leksikologi yang mempunyai berbagai macam arti dalam pemakaiannya, seperti dijelaskan dalam kamus sebagai berikut:
Kata mekar dapat berarti, mulai berkembang; menjadi terbuka; mengurai. Contohnya Mawar itu mekar disinari matahari pagi.
Kata mekar dapat berarti, menjadi besar dan gembung.
Contohnya Adonan roti ini telah mekar.
Kata mekar dapat berarti, menjadi bertambah luas (besar, ramai, bagus). Contohnya Jalan sudah makin besar, kota juga tambah mekar.
Kata mekar dapat berarti, mulai tumbuh dan berkembang.
Contohnya Di hatinya mulai mekar perasaan cinta.
Kemudian diterangkan juga arti kata dasar mekar yang mengalami proses morfologi yang mengalami penambahan prefiks dan sufiks sehingga memiliki makna yang berbeda-beda antara satu kata dengan kata lain, seperti:
Kata mekar yang menjadi memekarkan sehingga bermakna ‘menjadikan mekar’ (berkembang, bertambah besar, luas, dsb.)
Contohnya Pemerintah berencana untuk memekarkan wilayah kota ke selatan dan ke barat.
Kata mekar yang menjadi pemekaran sehingga bermakna ‘proses menjadikan bertambah besar’ (luas, banyak, lebar, dsb).
Contohnya Pemekaran lahan persawahan dilakukan dengan membuat sawah-sawah baru dibekas tanah tegalan.
Begitu juga terjadi dalam proses pemaknaan atau arti dalam bahasa inggris (B2), dimana ketika kata dasar dalam bahasa inggris yang mengalami penambahan prefiks ataupun sufiks juga akan membentuk leksem baru yang cendrung maknanya akan jauh berbeda ataupun hampir sama dengan kata dasar sebelum yang mengalami proses penambahan imbuhan, seperti :
Kata obey (mematuhi) yang mengalami penamabahan prefiks dis-menjadi disobey yang bermakna ‘ketidakmampuan’.
Kata understand (mengerti) yang mengalami penamabahan prefiksmis- menjadi misunderstand yang bermakna ‘salah mengerti’.
Kata dam (bendungan) yang mengalami penamabahan sufiks -age menjadi damage yang bermakna ‘kerusakan’.
Kata hope (harapan) yang mengalami penamabahan sufiks -ful menjadi hopeful yang bermakna ‘penuh harapan’.
Kemudian contoh analisis leksikologi konstrastif lain yaitu tentang perbandingan kata bahasa indonesia “daging” dengan padanan – padanannya dalam bahasa inggris yang akan memberikan hubungan 1 : 2, karena dalam bahasa inggris kata “daging” dapat diterjemahkan dalam dua kata “meat” dan “flesh”. Dimana perbedaan kedua leksem tersebut dapat dijelaskan bahwa, apa yang dirujuk dengan kata “meat” itu secara umum dapat dimakan, sedangkan apa yang dirujuk dengan kata “flesh” itu tidak. Sehingga didalam proses penggunaan katanya, yang harus kita lakukan adalah menetukan kondisi penggunaan kata yang tepat berdasakan arti makna kata tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Setelah ditelaah lebih lanjut ternyata terdapat beberapa persamaan khususnya dalam pola atau ‘pattern’ kalimat baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia yaitu Subjek + Verba transitif. Selain persamaan, terdapat pula perbedaan – perbedaan antara sintaksis bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, seperti pada frasa bahasa Indonesia berlaku hukum DM dan pada frasa bahasa Inggris berlaku hukum MD.
Begitu juga didalam pemaknaan sebuah kata, dimana dalam sebuah bahasa baik itu bahasa pertama dan kedua memiliki perbedaan makna tersendiri. Sehingga diperlukan ilmu leksikologi dalam memahami makna arti sebuah kata, untuk menghindari kesalahan pengunaan bahasa.
Salah satu penghalang utama dalam mempelajari sesuatu bahasa asing adalah kekontrasan atau perbedaan-perbedaan yang terdapat antara bahasa asing yang sedang dipelajari dengan bahasa ibu. Kalau sudah mengetahui sedikit halangan yang mungkin timbul, maka sejak semula dapat berhati-hati untuk memperkecil halangan tersebut, agar tujuan pengajaran itu dapat dicapai dengan baik.
Untuk melihat video presentasinya klik di sini!
(Kontributor: Marsin, Siti Ayuningsih dan Danang)
Komentar
Posting Komentar