Langsung ke konten utama

Deden Fahmi Fadilah (Sebuah Tugas EVALUASI PENGAJARAN BAHASA)

TUGAS EVALUASI PENGAJARAN BAHASA
CONTOH RUBRIK PENILAIAN PERFORMANSI

DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATAKULIAH EVALUASI PENGAJARAN DAN PENGUKURAN DALAM PENGAJARAN BAHASA DAN SASTRA YANG DIAMPU OLEH:
Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. dan Dr. Sri Harini Ekowati, M.Pd.

Nama                                         : Deden Fahmi Fadilah
NIM                                            : 7316167555
Kelas                                          : PB Reg. A
Standar Kompetensi            : Mengungkap Kembali Cerpen Dan Puisi Dalam Bentuk Lain
Kompetensi Dasar                 : Menyanyikan Puisi Yang Sudah Dimusikalisasikan Dengan Berpedoman Pada Kesesuaian Isi Puisi Dan Suasana/Irama Yang Dibangun

RUBRIK PENILAIAN MUSIKALISASI PUISI
No.
Aspek yang Dinilai
Skor
Pemeroleh Skor Siswa
1.
Keselarasan puisi dengan musik
·         Irama musik selaras dengan isi puisi
·         Irama musik kurang selaras dengan isi puisi
·         Irama musik tidak selaras dengan isi puisi


3

2

1

2.
Intonasi
·         Irama, tekanan, nada, dan jeda bervariasi sesuai dengan lirik puisi
·         Irama, tekanan, nada, dan jeda kurang bervariasi
·         Irama, tekanan, nada, dan jeda tidak bervariasi

3


2


1

3.
Pelafalan
·         Ucapan jelas dan tidak terjadi kesalahan pengucapan
·         Ucapan jelas, tetapi terjadi kesalahan pengucapan
·         Ucapan kurang/tidak jelas dan terjadi kesalahan pengucapan
3

2

1

4.
Penampilan
·         Penampilan menarik, percaya diri, dan dengan gerak tubuh yang luwe
·         Penampilan kurang menarik, kurang percaya diri, dan gerakan tubuh kurang luwes
·         Penempilan tidak menarik, tidak percaya diri, dan tidak menggunakan gerakan tubuh yang luwes
3



2



1


Penliaian skor:
Jumlah skor X 50 : 60.

Misalkan: jumlah skor (3, 2, 3, 2) 10 X 50 : 6 = 83,33

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan tidak langsung besar dan pandai, sewaktu kita kecil tentunya akan beranggapan bahwa

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa-bahasa d

Implikasi Pedagogis Analisis Kontrastif

Implikasi Pedagogis Analisis Kontrastif Dosen Pengampu: Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd. Dr. Herlina, M.Pd. Disusun Oleh : Delia Paramita 7316167149 Regina Nifmaskossu 7316167561 Deden Fahmi 7316167158 Program Studi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Masalah Kebiasaan berbahasa ibu sebagai bahasa pertama dapat mempengaruhi proses belajar mengajar bahasa asing sebagai bahasa kedua. Pengetahuan bahasa pertama yang telah dimiliki oleh seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing akan ditransfer kepada bahasa yang sedang dipelajarinya. Semua gejala bahasa yang mirip, baik dalam bentuk, arti maupun distribusinya diduga akan mempercepat proses belajar, sedangkan gejala bahasa yang berbeda diduga akan dapat menghambat proses belajar bahasa asing. Lado mengemukakan bahwa pola-pola yang mirip diasumsikan mudah untuk dipelajari dari pada pola-pola yang berbeda. Untuk menemukan dan