Langsung ke konten utama

Delia Paramita (Sebuah Tugas Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran bahasa dan Sastra)

Tugas Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. dan Dr. Sri Harini, M.Pd.)
Disusun Oleh :
Delia Paramita (7316167149)
Pendidikan Bahasa Pascasarjana
Universitas Negeri Jakarta

Rubrik Penilaian Menulis Teks Cerpen pada Kurikulum 2013
            Aspek-aspek yang dinilai dalam menulis teks cerpen dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Kriteria Penilaian dalam Kemampuan Menulis teks cerpen
NO
Aspek yang dinilai
Skor
Bobot
1
2
3
4
1.
Struktur Teks






a.       Orientasi




10

b.      Masalah




15

c.       Resolusi




10
2.
Unsur kebahasaan dalam Keterampilan Menulis






a.       Ketepatan pengolahan data menjadi kalimat




5

b.      Ketepatan pengolahan kalimat menjadi paragraf




5

c.       Ketepatan penggunaan penghubung antar paragraf




5

d.      Ketepatan penggunaan ejaan




5
3.
Unsur Pembangun Cerita






a.       Kesesuaian tema dengan pengembangan cerita




15

b.      Kemampuan membangun penokohan




10

c.       Kemampuan menciptakan alur




10

d.      Kemampuan menyampaikan amanat




5

e.       Kemampuan menggunakan sudut pandang




5

Jumlah




100

Aspek penilaian tes menulis teks cerpen yang dijadikan acuan adalah modifikasi penilaian otentik Mahsun, Burhanudin Nurgiyantoro, dan Gorys Keraf.
Dari aspek penilaian menulis teks  cerpen pada tabel di atas, kriteria penilaian dari masing-masing aspek dapat ditentukan sebagai berikut:
1.   Struktur Teks
  1. Orientasi
  2. Masalah
  3. Resolusi
2.                  Unsur kebahasaan dalam Keterampilan Menulis
  1. Ketepatan pengolahan data menjadi kalimat
  2. Ketepatan pengolahan kalimat menjadi paragraf
  3. Ketepatan penggunaan penghubung antar paragraf
  4. Ketepatan penggunaan ejaan
3.               Unsur Pembangun Cerita
a.          Kesesuaian tema dengan pengembangan cerita
b.         Kemampuan membangun penokohan
c.          Kemampuan menciptakan alur
d.         Kemampuan menyampaikan amanat
  1. Kemampuan menggunakan sudut pandang
Secara rinci, kriteria penilaian tabel secara rinci akan dibahas pada tebel berikut:
Kriteria Penilaian dalam Menulis Teks Cerpen
No
Aspek Penilaian
Skor
Kriteria
Validasi
Ket
Ya
Tidak
1.
Struktur Teks

a.       Orientasi
1.      Pengenalan tokoh
2.      Latar tempat/wakt
3.      Pengenalan tahap selanjutnya

4





3






2




1




Sangat Baik :
Orientasi sudah mengandung pengenalan tokoh cerita, latar cerita, dan pengenalan tahap selanjutnya.
Baik :
orientasi sudah mengandung pengenalan tokoh, latar cerita,
tetapi belum memperkenalkan tahap selanjutnya.
Cukup :
orientasi hanya  mengandung pengenalan tokoh,
Kurang :
orientasi tidak mengandung   pengenalan tokoh, latar cerita, pengenalan tahap selanjutnya.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            



b.      Masalah

4





3



2





1

Sangat baik :
Cerita mengandung konflik yang dapat meningkatkan ketegangan dan berkembang dari situasi asli
Baik :
cerita mengandung ketegangan namum konflik tidak berkembang dari situasi asli
cukup :
cerita mengandung konflik yang tidak menegang, namun konflik berkembang dari situasi asli
kurang :
cerita tidak mengandung ketegangan dan konflik tidak berkembang dari situasi asli




c.       Resolusi
4




3




2






1

Sangat baik :
Penyelesaian masalah yang disajikan secara  tuntas dan kreatif.
Baik :
Penyelesaian masalah yang disajikan secara  tuntas namun tidak kreatif
cukup :
Penyelesaian masalah yang disajikan secara tidak tuntas namun kreatif.
kurang :
cerita tidak mengandung penyelesaian masalah jadi akhir cerita tidak jelas.



2.
Unsur kebahasaan dalam Keterampilan Menulis

a.       Ketepatan pengolahan kata menjadi kalimat


4









3






2












1

Sangat Baik
Menggunakan kalimat yang sangat efektif dan sangat jelas (kesatuan, koherensi, penekanan, variasi, pararelisme, penalaran) menguasai 100% penggunaan kalimat efektif.

Baik
Menggunakan kalimat yang efektif (Mengandung minimal 5 ciri kalimat efektif) menguasai 75% penggunaan kalimat efektif.

Cukup
Menggunakan kalimat yang kurang efektif (Mengandung minimal 4 ciri kalimat efektif) menguasai 50% penggunaan kalimat efektif.

Kurang
Menggunakan kalimat yang tidak efektif dan tidak jelas. (mengandung kurang dari 4 ciri kalimat efektif) menguasai 25% penggunaan kalimat efektif.




b.      Ketepatan pengolahan kalimat menjadi paragraf


4






3





2









1
Sangat Baik
Paragraf sangat berhubungan secara sistematis, padu dan logis. Menguasai 100% pengolahan kalimat menjadi paragraf.

Baik
Paragraf berhubungan secara sistematis, dan padu namun tidak logis. Menguasai 75% pengolahan kalimat menjadi paragraf.

Cukup
Paragraf berhubungan secara sistematis, namun tidak padu dan logis. Menguasai 50% pengolahan kalimat menjadi paragraf.

Kurang
Paragraf tidak berhubungan secara berurutan, tidak memiliki kepaduan dan tidak memiliki kelogisan. Menguasai 25% pengolahan kalimat menjadi paragraf.




c.       Ketepatan penggunaan penghubung (intra kalimat, antar kalimat, antar paragraph)



4








3







2












1

Sangat Baik
Mampu memilih konjungsi serta menempatkan konjungsi sesuai fungsi dan maknanya. Menguasai 100% penggunaan penghubung.

Baik
Mampu memilih konjungsi dengan benar namun belum mampu menempatkan konjungsi sesuai dengan fungsi dan maknanya. Menguasai 75% penggunaan penghubung.

Cukup
Belum mampu memilih konjungsi dengan benar namn mampu menempatkan konjungsi sesuai dengan fungsi dan maknanya. Menguasai 50% penggunaan penghubung.

Kurang
Tidak mampu memilih konjungsi dengan benar dan tidak mampu menempatkan konjungsi sesuai dengan fungsi dan maknanya. Menguasai 25% penggunaan penghubung.




d.      Ketepatan penggunaan Ejaan

4



3




2





1

Sangat Baik
Menguasai 100% aturan penulisan, ejaan dan tanda baca
Baik
Menguasai 75% aturan penulisan, ejaan dan tanda baca
Cukup
Menguasai 50% aturan penulisan, ejaan dan tanda baca
Kurang
Menguasai 25% aturan penulisan, ejaan dan tanda baca



3
Unsur Pembangun Cerita

a.       Ketepatan tema dengan pengembangan cerita


4







3












2












1

Sangat Baik
Tema dikembangkan secara optimal, tema sinkron dengan cerita yang dikembangkan, tema mengandung kejelasan, kevariasian, dan kefokusan
Baik
Tema dikembangkan secara optimal, tema sinkron dengan cerita yang dikembangkan, tema mengandung kejelasan, kevariasian, tetapi tidak mengandung kefokusan

Cukup
Tema dikembangkan secara optimal. tema sinkron dengan cerita yang dikembangkan, tetapi tidak mengandung kevariasian, kejelasan dan kefokusan.
Kurang
Tema tidak dikembangkan secara optimal, tema tidak sinkron dengan cerita yang dikembangkan, tema tidak mengandung kejelasan dan kefokusan.




b.      Kemampuan membangun penokohan

4




3











2











1

Sangat Baik
Memberikan kesan yang kuat terhadap karakter dan menggambarkan tokoh dengan jelas (Penggambaran Fisiologis, Psikologis, Sosiologis)
Baik
Memberikan kesan kurang kuat tetapi menggagambarkan tokoh dengan jelas (menggambarkan dua penggambaran tokoh)
Cukup
Memberikan kesan yang kurang kuat sehingga kurang menggagambarkan tokoh (hanya menggambarkan satu penggambaran tokoh)
Kurang
Tidak memberikan kesan dan tidak menggagambarkan tokoh dengan jelas




c.       Kemampuan menciptakan alur

4


3


2




1

Sangat Baik
Penggambaran alur runtut dan logis
Baik
Penggambaran alur logis namun tidak runtut
Cukup
Penggambaran alur runtut namun tidak logis
Kurang
Penggambaran alur tidak runtut dan tidak logis




d.      Kemampuan menyampaikan amanat
4



3


2





1

Sangat Baik
Amanat sesuai dengan tema

Baik
Amanat kurang sesuai dengan tema
Cukup
Amanat tidak sesuai dengan tema
Kurang
Tidak mengandung amanat





e.       Kemampuan menggunakan sudut pandang

4


3





2



1

Sangat Baik
Penggunaan sudut pandang tepat dan konsisten.
Baik
Penggunaan sudut pandang tepat namun tidak konsisten
Cukup
Penggunaan susut pandang tidak tepat namun konsisiten
Kurang
Pengguanaan sudut pandang sangat tidak tepat dan tidak konsisten




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa...

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan ...

Cakupan Linguistik Dengan Pendekatan Struktural dan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN A.        Dasar Pemikiran Kalau kita mendengar kata linguistik, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kata bahasa, dan memang benar linguistik seperti yang dikatakan oleh Martinet (1987:19) [1] , telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa adalah objek utama yang dibahas  pada kajian linguistik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika; atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadai objek kajian sosiologi. Perbandingan ini akan dibahas juga pada pembahasan selanjutnya. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian. Kata linguistik (yang...