Langsung ke konten utama

Nugraha Sinaga (Sebuah tugas Evaluasi)

Nama                    : Nugraha Sinaga
No. Reg          : 7316168008
Kelas               : PB-A Reg
Rubrik Penilaian Teks Cerita Ulang
Rubrik ini digunakan untuk menilai kemampuan menulis teks cerita ulang siswa.
Penilaian Teks Cerita Ulang
Nama    :
Judul     :
Tanggal :
Aspek
Deskriptor
Skor
Skor Maksimal
Isi
Sangat baik–sempurna: Menguasai topik tulisan, substantif; pengembangan tesis (pernyataan pendapat) lengkap; relevan dengan topik yang dibahas.
27-30

30
Cukup–Baik:
Cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik tetapi tidak terperinci.
22-26
Sedang–Cukup: Penguasaan permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai.

17-21
Sangat kurang–Kurang: Tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai.
13-16
Struktur Teks
Sangat baik–Sempurna:
Ekspresi lancar; gagasan terungkap padat dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis; kohesif.
18-20
20
Cukup–Baik: kurang lancar; kurang terorganisasi; tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap.
14-17
Sedang–Cukup: Tidak lancar, gagasan kacau/tidak terkait, urutan dan pengembangan kurang logis.
10-13
Sangat kurang–kurang: Tidak komunikatif, tidak terorganisasi. (seluruh aspek tidak terpenuhi)
7-9
Kosakata
Sangat baik–sempurna:
Pemanfaatan potensi kata canggih, pilihan kata, ungkapan tepat, dan menguasai pembentukan kata.
18-20
20
Cukup–Baik:
Pemanfaatan potensi kata cukup canggih, pilihan kata, dan ungkapan sesekali kurang tepat tetapi tidak mengganggu.

14-17
Sedang–Cukup: Pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna.
10-13
Sangat kurang–Kurang:
 Pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan kosakata rendah, tidak layak.
7-9
Kalimat
Sangat baik–Sempurna:
Konstruksi kompleks dan efektif. Hanya sedikit terjadi kesalahan kebahasaan.
18-20
20
Cukup–Baik:
Konstruksi sederhana, tetapi efektif. Terdapat kesalah kecil pada konstruksi kompleks. Terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
14-17
Sedang–Cukup:
Terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur.
10-13
Sangat kurang–Kurang:
Tidak menguasai tata kalimat. Terdapat banyak kesalahan, tidak komunikatif, dan tidak layak dinilai.
7-9
Mekanik
Sangat baik–Sempurna:
Menguasai aturan penulisan, terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf.
9-10
10
Cukup–Baik: Kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf, tetapi  tidak mengaburkan makna.
7-8
Sedang–Cukup:
Sering  terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan
4-6
Sangat kurang–Kurang:
Tidak menguasai aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan  ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca. (seluruh aspek tidak terpenuhi)
1-3
Jumlah

100

Keterangan:
1.      Isi
Sangat baik –Sempurna               = 27-30
Cukup baik –Baik                        = 22-26
Sedang –Cukup                           = 17-21
Sangat kurang –Kurang               = 13-16

2.      Organisasi
Sangat baik –Sempurna               = 18-20
Cukup baik –Baik                        = 14-17
Sedang –Cukup                           = 10-13
Sangat kurang –Kurang               = 7-9
3.      Kosakata
Sangat baik –Sempurna               = 18-20
Cukup baik –Baik                        = 14-17
Sedang –Cukup                           = 10-13
Sangat kurang –Kurang               = 7-9
4.      Penguasaan Bahasa
Sangat baik –Sempurna               = 18-20
Cukup baik –Baik                        = 14-17
Sedang –Cukup                           = 10-13
Sangat kurang –Kurang               = 7-9
5.      Mekanik
Sangat baik –Sempurna               = 9-10
Cukup baik –Baik                        = 7-8
Sedang –Cukup                           = 4-6
Sangat kurang –Kurang               = 1-3

Jumlah:
1.      Isi                                     : 30
2.      Organisasi                        : 20
3.      Kosakata                          : 20
4.      Penguasaan Bahasa          : 20
5.      Mekanik                           : 10        +
 100
Nilai =             Skor yang Diperoleh    x 100
                        Skor Ideal



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa...

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan ...

Cakupan Linguistik Dengan Pendekatan Struktural dan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN A.        Dasar Pemikiran Kalau kita mendengar kata linguistik, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kata bahasa, dan memang benar linguistik seperti yang dikatakan oleh Martinet (1987:19) [1] , telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa adalah objek utama yang dibahas  pada kajian linguistik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika; atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadai objek kajian sosiologi. Perbandingan ini akan dibahas juga pada pembahasan selanjutnya. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian. Kata linguistik (yang...