Langsung ke konten utama

NURUL AZIZAH (Sebuah Tugas EVALUASI PENGAJARAN BAHASA)


NURUL AZIZAH 7316167718
                  PB-A


Jurusan Pendidikan Bahasa
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
2017

RUBRIK PENILAIAN PERFOMANSI : Daftar Cek (Check-list)

             Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh guru.  Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah guru hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.

Point Yang Dipilih Dalam Silabus
Berbicara

6.    Mengeskpresikan pikiran dan perasaan melalui kegiatan bercerita         

6.  1 Bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang

KELAS VII ( BAHASA INDONESIA)
Rubrik Penilaian Berbicara
No
Unsur yang dinilai
SKOR
1
2
3
4
5
1
Ekspresi Fisik

a)  Berdiri tegak melihat khalayak

b)  Mengubah ekspresi wajah     sesuai perubahan pernyataan    yang disampaikan

c)  Gerak tubuh dan gerak tangan        (unsur kinestik) membantu     memberikan penegasan
2.
Ekspresi Suara

a)       Berbicara dengan kata-kata  yang jelas

b)   Nada dan suara berubah-ubah       sesuai pernyataan

c)  Berbicara cukup keras untuk     didengar khalayak
3
Ekspresi Verbal

a) Memilih kata-kata yang tepat    untuk menegaskan arti
   
b)  Tidak mengulang-ulang  pernyataan

c)   Menggunakan kalimat yang       lengkap untuk mengutarakan      satu pikiran
d)   Menyimpulkan pokok-pokok       pikiran yang penting
  Jumlah Skor

Skor maksimal adalah 10 x 5 = 50
Skor Perolehan
Nilai =  —————————  x  100

Skor Maksimal


Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :
1).  Jika seorang siswa memperoleh skor 45-59 dapat ditetapkan sangat kompeten
2).  Jika seorang siswa memperoleh skor 35-44 dapat ditetapkan kompeten
3).  Jika seorang siswa memperoleh skor 30-34 dapat ditetapkan cukup kompeten
4).  Jika seorang siswa memperoleh skor kurang dari 30 dapat ditetapkan tidak kompeten.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa...

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan ...

Cakupan Linguistik Dengan Pendekatan Struktural dan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN A.        Dasar Pemikiran Kalau kita mendengar kata linguistik, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kata bahasa, dan memang benar linguistik seperti yang dikatakan oleh Martinet (1987:19) [1] , telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa adalah objek utama yang dibahas  pada kajian linguistik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika; atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadai objek kajian sosiologi. Perbandingan ini akan dibahas juga pada pembahasan selanjutnya. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian. Kata linguistik (yang...