Langsung ke konten utama

Ria Anggari Putri (Sebuah Tugas Evaluasi)

TES PERFORMANSI

Penyusun                 : Ria Anggari Putri
Kelas                                     : S2 Pendidikan Bahasa UNJ
NIM                             : 7316167159
Dosen Pengampu  : Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd.
  Dr. Sri Harini Ekowati, M.Pd.

MATA PELAJARAN
Bahasa dan Sastra Indonesia
KELAS /SEMESTER
XI (sebelas) / 2 (dua)
PROGRAM
Umum
ALOKASI WAKTU
4  x  45 menit
KURIKULUM
 KTSP
STANDAR KOMPETENSI
12.   Mengungkapkan informasi dalam bentuk  rangkuman/ringkasan,  notulen rapat, dan karya ilmiah
KOMPETENSI DASAR
12.3 Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan, dan
        penelitian
ASPEK PEMBELAJARAN
Menulis

Soal : Buatlah sebuah karya ilmiah berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang Anda lakukan !

RUBRIK PENILAIAN PENULISAN KARYA ILMIAH HASIL PENGAMATAN/PENELITIAN

NAMA                                   :
KELAS/NO. ABSEN           :
TANGGAL PENILAIAN   :
KOMPETENSI DASAR     : Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan/penelitian


No
Kunci/Kriteria /Aspek yang dinilai
Tingkat
Skor
Nilai
1.
Pemilihan dan perumusan tema
·     Sangat menarik, sangat bernilai, sangat jelas.
Sangat baik
20

·     Menarik, bernilai, jelas.
Baik
15

·     Cukup menarik, cukup bernilai, jelas.
Sedang
10

·     Kurang menarik, kurang bernilai, kurang jelas.
Kurang
5


2.
Isi


·     Sangat memahami; sangat luas dan lengkap; sangat terjabar; sangat sesuai dengan kutipan.
Sangat baik
20

·     Memahami;  luas dan lengkap; terjabar; sesuai dengan kutipan, meskipun kurang terinci.
Baik
15

·     Memahami secara terbatas; kurang lengkap; kurang terjabar; kurang terinci.
Sedang
10

·     Tidak memahami isi; tidak mengena.
Kurang
5


3.
Organisasi

·     Sangat teratur dan rapi; sangat jelas; kaya akan gagasan; urutan sangat logis; kohesi sangat tinggi.
Sangat baik
20

·     Teratur dan rapi;  jelas; banyak  gagasan; urutan  logis; kohesi  tinggi.
Baik
15

·     Kurang teratur dan rapi;  kurang jelas; kurang  gagasan; urutan kurang logis; kohesi kurang tinggi.
Sedang
10

·     Tidak teratur;  tidak  jelas; miskin  gagasan; urutan tidak logis; tidak ada kohesi.
Kurang
5


4.
Bahasa (Tata Bahasa dan Struktur)

·      Sangat menguasai tata bahasa; sangat sedikit kesalahan penggunaan dan penyusunan kalimat dan kata-kata.
Sangat baik
20


·      Penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; sedikit kesalahan tata bahasa tanpa mengaburkan makna.
Baik
15


·      Kesulitan dalam penggunaan dan penyusunan kalimat sederhana; kesalahan tata bahasa yang mengaburkan makna
Sedang
10


·        Tidak menguasai penggunaan dan penyusunan kalimat ; tidak komunikatif.
Kurang
5


5.
Penulisan (Ejaan dan Tanda Baca)

·      Sangat  menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan.
Sangat baik
20

·      Menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan sedikit kesalahan.
Baik
15

·      Kurang menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, dengan banyak kesalahan.
Sedang
10

·      Tidak menguasai kaidah penulisan kata dan ejaan, tulisan sulit dibaca.
Kurang
5


Jumlah Skor Maksimal

100


Nilai Akhir     : Jumlah nilai   X 100
                         Skor Maksimal

Mengetahui :                                                                       Jakarta,     April 2017
Kepala Sekolah                                                                  Guru Mata Pelajaran.



                                                                                            

                                                                        

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa...

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan ...

Cakupan Linguistik Dengan Pendekatan Struktural dan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN A.        Dasar Pemikiran Kalau kita mendengar kata linguistik, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kata bahasa, dan memang benar linguistik seperti yang dikatakan oleh Martinet (1987:19) [1] , telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa adalah objek utama yang dibahas  pada kajian linguistik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika; atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadai objek kajian sosiologi. Perbandingan ini akan dibahas juga pada pembahasan selanjutnya. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian. Kata linguistik (yang...