Langsung ke konten utama

Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Nama               : Siti Ayu Ningsih
Kelas               : PB-A
NIM                : 7316167161
Mata Kuliah    : Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
 


Rubrik Penilaian Menulis Teks Eksplanasi Kompleks untuk kelas XI
No.
Aspek yang dinilai
Rentang Skor
Bobot
Jumlah
1
2
3
4
Skor

Struktur teks eksplanasi kompleks

1.
Pernyataan umum




10


2.
Urutan sebab-akibat




10


Organisasi Isi

1.
Keaslian ide




10


2.
Kelogisan




20


3.
Pemilihan diksi




15


4.
Ketepatan penggunaan EYD




10


5.
Keruntutan kalimat antarparagraf




15


Unsur Kebahasaan

1.
Konjungsi




5


2.
Verba




5


Jumlah nilai




100









Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Kompleks untuk kelas XI
No.
Komponen
Aspek
Skor maksimal
Skor
Predikat
Kriteria/ Deskripsi
1.
Struktur teks eksplanasi kompleks
Pernyataan umum (gambaran peristiwa secara umum)
(Bobot 10)
4
4
Sangat Baik
Jika penulisan pernyataan umum dijelaskan sesuai dengan topik, efektif (mencakup 4 ciri kalimat efektif, yaitu kesatuan, kehematan, penekanan dan kevariasian) dan penggambaran peristiwa jelas.




3
Baik
Jika penulisan pernyataan umum dijelaskan sesuai dengan topik, kurang efektif (mencakup 3 ciri kalimat efektif) dan penggambaran peristiwa jelas.




2
Cukup
Jika penulisan pernyataan umum dijelaskan sesuai dengan topik, kurang efektif (mencakup 2 ciri kalimat efektif)  dan penggambaran peristiwa jelas.




1
Kurang
Jika penulisan pernyataan umum dijelaskan tidak sesuai dengan topik, tidak efektif (tidak mencakup 4 ciri kalimat efektif) dan penggambaran peristiwa tidak jelas.


Urutan Sebab-Akibat
(Bobot 10)
4
4
Sangat Baik
Jika penulisan urutan sebab-akibat memilikiketerkaitan sebab-akibat tinggi dan sesuai fakta (menampilkan fakta).




3
Baik
Jika penulisan urutan sebab-akibat memilikiketerkaitan sebab-akibat tinggi, dan sesuai fakta (tanpa menampilkan fakta).




2
Cukup
Jika penulisan urutan sebab-akibat memiliki keterkaitan sebab-akibat rendah, dan sesuai fakta (tanpa menampilkan fakta).




1
Kurang
Jika penulisan urutan sebab-akibat memiliki keterkaitan sebab-akibat tidak saling terkait dan tidak sesuai fakta (tidak menampilkan fakta).
2.
Organisasi isi
Keaslian ide
(Bobot 10)
4
4
Sangat Baik
Jika ide tulisan asli milik sendiri dan belum pernah ada yang membahas di internet ataupun oleh siswa lain.




3
Baik
Jika ide tulisan asli milik sendiri, tapi sudah ada yang membahas di internet, namun belum dibahas oleh siswa lain.




2
Cukup
Jika ide tulisan asli milik sendiri, banyak yang sudah membahas di internet dan sudah dibahas oleh siswa lain.




1
Kurang
Jika ide tulisan tidak asli milik sendiri, sangat mirip dengan pembahasan di internet atau hasil siswa lain.


Kelogisan
(Bobot 20)
4
4
Sangat Baik
Jika hubungan fenomena alam dan fenomena sosial dijelaskan secara rasional, sering ditemukan di kehidupan sehari-hari, dan bisa diterapkan di kehidupan nyata.




3
Baik
Jika hubungan fenomena alam dan fenomena sosial dijelaskan secara rasional, jarang ditemukan di kehidupan sehari-hari dan bisa diterapkan di kehidupan nyata.




2
Cukup
Jika hubungan fenomena alam dan fenomena sosial dijelaskan secara rasional, jarang ditemukan di kehidupan sehari-hari, sulit diterapkan di kehidupan nyata.




1
Kurang
Jika hubungan fenomena alam dan fenomena sosial dijelaskan secara tidak rasional, tidak ditemukan di kehidupan sehari-hari, tidak bisa diterapkan di kehidupan nyata.


Pemilihan diksi
(Bobot 15)
4
4
Sangat Baik
Jika ketepatan diksi yang digunakan 100%, kalimat yang digunakan komunikatif dan tidak menimbulkan makna ambigu.




3
Baik
Jika ketepatan diksi yang digunakan 75%, kalimat yang digunakan komunikatif dan tidak menimbulkan makna ambigu.




2
Cukup
Jika ketepatan diksi yang digunakan 50%, kalimat yang digunakan ada yang tidak komunikatif, namun tidak menimbulkan makna ambigu.




1
Kurang
Jika ketepatan diksi yang digunakan<25%, tidak komunikatif dan menimbulkan makna ambigu.


Ketepatan penggunaan EYD
(Bobot 10)
4
4
Sangat Baik
Jika ketepatan penggunaan EYD sebesar100% dan makna tulisan dapat dimengerti.




3
Baik
Jika ketepatan penggunaan EYD sebesar 75% dan makna tulisan dapat dimengerti.




2
Cukup
Jika ketepatan penggunaan EYD sebesar 50% dan makna tulisan dapat dimengerti.




1
Kurang
Jika ketepatan penggunaan EYD sebesar <25% dan makna tulisan tidak dapat dimengerti.


Keruntutan kalimat antarparagraf
(Bobot 15)
4
4
Sangat Baik
Jika kalimat antarparagraf saling berhubungan, tidak keluar konteks pembahasan, dan penjabaran runtut.




3
Baik
Jika kalimat antarparagraf saling berhubungan, tidak keluar konteks pembahasan, namun penjabaran tidak runtut.




2
Cukup
Jika kalimat antarparagraf berhubungan, ada yang keluar konteks pembahasan, dan penjabaran tidak runtut.




1
Kurang
Jika kalimat antarparagraf tidak berhubungan, keluar konteks pembahasan, dan penjabaran tidak runtut.
3.
Unsur kebahasaan
Konjungsi
(Bobot 5)
4
4
Sangat Baik
Jika ketepatan konjungsi yang digunakan antara konjungsi internal dan eksternal sebesar 100%, dan makna tulisan dapat dimengerti.




3
Baik
Jika ketepatan konjungsi yang digunakan antara konjungsi internal dan eksternal sebesar 75%, dan makna tulisan dapat dimengerti.




2
Cukup
Jika ketepatan konjungsi yang digunakan antara konjungsi internal dan eksternal sebesar 50%, dan makna tulisan dapat dimengerti.




1
Kurang
Jika ketepatan konjungsi yang digunakan antara konjungsi internal dan eksternal sebesar <25%, dan makna tulisan tidak dapat dimengerti.


Verba
(Bobot 5)
4
4
Sangat Baik
Jika ketepatan penggunaan verba sebesar 100%, tidak menimbulkan makna ambigu dan makna tulisan dapat dimengerti.




3
Baik
Jika ketepatan penggunaan verba sebesar 75%, ada yang menimbulkan makna ambigu dan makna tulisan dapat dimengerti.




2
Cukup
Jika ketepatan penggunaan verba sebesar 50%, ada yang menimbulkan makna ambigu dan makna tulisan dapat dimengerti.




1
Kurang
Jika ketepatan penggunaan verba sebesar <25%, banyak menimbulkan makna ambigu dan makna tulisan tidak dapat dimengerti.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa...

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan ...

Cakupan Linguistik Dengan Pendekatan Struktural dan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN A.        Dasar Pemikiran Kalau kita mendengar kata linguistik, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kata bahasa, dan memang benar linguistik seperti yang dikatakan oleh Martinet (1987:19) [1] , telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa adalah objek utama yang dibahas  pada kajian linguistik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika; atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadai objek kajian sosiologi. Perbandingan ini akan dibahas juga pada pembahasan selanjutnya. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian. Kata linguistik (yang...