Langsung ke konten utama

Tomson Sabungan Silalahi (Sebuah Tugas Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra)

Nama Mahasiswa      : Tomson Sabungan Silalahi
Nomor register           : 7316168010
Mata Kuliah              : Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Speech Performance.
The students are asked to deliver their speech in front of class.
Aspek
Skor
Keterangan
Pengucapan
5
Mudah dipahami dan memiliki aksen penutur asli
4
Mudah dipahami meskipun dengan aksen tertentu
3
Ada masalah pengucapan yang membuat pendengar harus konsentrasi penuh dan kadang-kadang ada kesalahpahaman
2
Sulit dipahami karena ada masalah pengucapan, sering diminta mengulang
1
Masalah pengucapan serius sehingga tidak bisa dipahami

Tata Bahasa
5
Tidak ada atau sedikit kesalahan tata bahasa
4
Kadang-kadang membuat kesalahan tata bahasa tetapi tidak mempengaruhi makna
3
Sering membuat kesalahan tata bahasa yang mempengaruhi makna
2
Banyak kesalahan tata bahasa yang menghambat makna dan sering menata ulang kalimat
1
Kesalahan tata bahasa begitu parah sehingga sulit dipahami

Kosa Kata
5
Menggunakan kosa kata dan ungkapan seperti penutur asli

4
Kadang-kadang menggunakan kosa kata yang tidak tepat
3
Sering menggunakan kosa kata yang tidak tepat, percakapan menjadi terbatas karena keterbatasan kosa kata
2
Menggunakan kosa kata secara salah dan kosa kata terbatas sehingga sulit dipahami

1
Kosa kata sangat terbatas sehingga percakapan tidak mungkin terjadi


Kelancaran
5
Lancar seperti penutur asli
4
Kelancaran tampak sedikit terganggu oleh masalah bahasa
3
Kelancaran agak banyak terganggu oleh masalah bahasa
2
Sering ragu-ragu dan terhenti karena keterbatasan bahasa
1
Bicara terputus-putus dan terhenti sehingga percakapan tidak mungkin terjadi

Pemahaman
5
Memahami semua tanpa mengalami kesulitan
4
Memahami hampir semuanya, walau ada pengulangan pada bagian tertentu

3
Memahami sebagian besar apa yang dikatakan bila bicara agak diperlambat walau ada pengulangan
2
Susah mengikuti apa yang dikatakan.
1
Tidak bisa memahami walaupun percakapan sederhana



Nilai  Siswa/i             = total skok x 4
Contoh, jika total skor siswa adalah 20 maka nilainya adalah 20 x 4 = 80
Maksimum Skor         = 100
Minumum Skor          = 20


Catatan:
84 – 100
= Very Good
A
74 – 83
= Good
B
54 – 73
= Okay
C
20 – 53
= Poor
D


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan tidak langsung besar dan pandai, sewaktu kita kecil tentunya akan beranggapan bahwa

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa-bahasa d

Implikasi Pedagogis Analisis Kontrastif

Implikasi Pedagogis Analisis Kontrastif Dosen Pengampu: Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd. Dr. Herlina, M.Pd. Disusun Oleh : Delia Paramita 7316167149 Regina Nifmaskossu 7316167561 Deden Fahmi 7316167158 Program Studi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1    Latar Belakang Masalah Kebiasaan berbahasa ibu sebagai bahasa pertama dapat mempengaruhi proses belajar mengajar bahasa asing sebagai bahasa kedua. Pengetahuan bahasa pertama yang telah dimiliki oleh seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing akan ditransfer kepada bahasa yang sedang dipelajarinya. Semua gejala bahasa yang mirip, baik dalam bentuk, arti maupun distribusinya diduga akan mempercepat proses belajar, sedangkan gejala bahasa yang berbeda diduga akan dapat menghambat proses belajar bahasa asing. Lado mengemukakan bahwa pola-pola yang mirip diasumsikan mudah untuk dipelajari dari pada pola-pola yang berbeda. Untuk menemukan dan