Nurul Azizah
Universitas Negeri Jakarta
Jalan Rawamangun No.1 Jakarta Timur
Abstrak
Bahasa Komering merupakan salah satu bahasa daerah di
Sumatera Selatan.Bahasa ini dipergunakan dan dipelihara dengan baik oleh
masyarakat yang mendiami daerah Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah ciri-ciri, bentuk dari segi gramatikal,
fungsi dan segi makna dalam sistem reduplikasi bahasa Komering. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang ciri-ciri, bentuk
dari segi gramatikal, fungsi dan segi makna dalam sistem reduplikasi bahasa
Komering. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di desa Jaga Raga
kecamatan Ogan Komering Ulu Selatan maka sistem reduplikasi bahasa Komering
memiliki banyak kesamaan dengan sistem reduplikasi bahasa Indonesia, perbedaanya
hanya terjadi pada perubahan fonem. Bentuk reduplikasi bahasa Komering
mempunyai empat macam bentuk, yaitu; (1) reduplikasi seluruh bentuk dasar (2)
reduplikasi berimbuhan, (3) reduplikasi berubah bunyi, (4) reduplikasi
sebagian. Fungsi reduplikasi bahasa Komering mempunyai tiga macam fungsi,
yaitu: (1) fungsi nomina, (2) fungsi verba, (3) fungsi adverbial.
Kata Kunci: Bahasa Komering, Reduplikasi, Gramatikal
REDUPLICATION SYSTEM OF
KOMERING LANGUAGE Abstract
Komering language is one of regional
language in South Sumatra. This language is used and maintained by the people
who live in OKUS. The problem in this research is
how are the characteristics; in terms of grammatical form, function and meaning
in terms of language reduplication system of Komering language. This study aims
to describe in details about the characteristics; in terms of grammatical form,
function and meaning in terms of language reduplication system, i.e Komering
language. Based on the results of research conducted in the village of Jaga Raga in the District of East OKUS,
the reduplication system of komering language has several similarities to
Indonesian reduplication system, the difference is only in the change of
phonemes. The forms of reduplicated system in komering language are classified
into four different forms, namely; (1) reduplication of entire basic form (2)
reduplication of prefixes, (3) reduplication of sound changes, (4) partial
reduplication. There are three functions of Komering language reduplication,
namely: (1) the function of nouns, (2) the function of verbs, (3) adverbial
function.
Keywords: Komering Language, Reduplication System,
Grammatical Form
PENDAHULUAN
Bahasa
daerah sangat penting peranannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Indonesia. Hal ini disebabkan bahwa bahasa daerah merupakan
kekayaan budaya nasional yang perlu dilestarikan karena memiliki potensi untuk menjunjung perkembangan bahasa nasional.
Sejalan dengan itu, Halim (1980:22) mengemukakan:
Bahasa-bahasa
daerah adalah kebudayaan budaya yang dapat dimanfaatkan bukan saja untuk
kepentingan pengembangan dan pembakuan bahasa nasional kita, tetapi juga untuk
kepemtingan pembinaan dan pengembangan bahasa daerah itu sendiri, dan oleh
sebab itu perlu dipelihara.
Perkembangan
bahasa daerah akan memperkaya khasanah bahasa Indonesia baik dari segi kosakata
maupun dari segi kata. Hal ini senada dengan pendapat Keraf (1982:26) yang
menyatakan bahwa bahasa daerah masih diperlukan untuk memperkaya bahasa
Indonesia, terutama untuk memperkaya perbendaharaan kata.
Bahasa
daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional yang dijamin Negara. Hal ini
sesuai dengan isi dalam pasal 36 Bab XV UUD 1945 yang menyatakan bahwa
bahasa-bahasa daerah yang merupakan bahasa penduduk asli suatu daerah dan
berkedudukan sebagai bahasa daerah akan dijamin kehidupan dan kelestariannya
oleh Negara (Chaer dan Agustina, 2004:226), berdasarkan pendapat itu, pembinaan
dan pengembangan bahasa daerah sangat diperlukan dalam upaya pelestarian bahasa
daerah itu sendiri. Selain itu, penelitian mengenai bahasa daerah masih sangat
kurang, padahal bahasa daerah sewaktu-waktu dapat hilang jika ditinggalkan
pemakainya.
Bahasa
Komering merupakan salah satu bahasa daerah di Sumatera Selatan. Bahasa ini
dipergunakan dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat yang mendiami daerah
Ogan Komering Ulu Selatan (selanjutnya disingkat OKUS). Di daerah OKUS, bahasa
Komering bukanlah satu-satunya bahasa daerah digunakan penduduk. Ada beberapa
bahasa lain yang digunakan masyarakat di daerah itu, yaitu bahasa Ogan, bahasa
Kisam, bahasa Lengkayap, bahasa Jawa dan bahasa Bali (Saleh, 1984:4).
Bahasa Komering selain berkedudukan sebagai bahasa
penunjang bahasa nasional, juga berkedudukan sebagai bahasa daerah.Dalam
kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Komering berfungsi sebagai lambang
kebudayaan daerah, sebagai lambang identitas daerah dan alat perhubungan di
dalam keluarga dan masyarakat daerah (Halim, 1980:151). Mengingat kedudukan dan
fungsi bahasa Komering serta selaras dengan hasil Seminar Politik Bahasa
Nasional 1975 diperlukan pengembangan dan pembinaan bahasa daerah, dalam hal
ini bahasa Komering. Oleh karena itu, upaya penginventarisasian dan
pendokumentasian bahasa Komering, baik berupa laporan hasil penelitian
perseorangan maupun kelompok perlu dilakukan. Peneliti tertarik melakukan
penelitian sistem reduplikasi bahasa Komering karena di satu sisi dalam bahasa
Komering ada reduplikasi semu, yaitu sai-sai
“dinding”, di sisi lain sai-sai dapat berarti
satu- satu.
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
ciri-ciri, bentuk dari segi gramatikal, fungsi dan segi makna dalam sistem
reduplikasi bahasa Komering. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
secara terperinci tentang ciri-ciri, bentuk dari segi gramatikal, fungsi dan
segi makna dalam sistem reduplikasi bahasa Komering.
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun secara
praktis. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan
dalam melestaikan bahasa daerah, khususnya bahasa Komering. Secara praktis,
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan inventarisasi dan dokumentasi bahasa
Komering.
KAJIAN TEORI
“Reduplikasi adalah kata yang mengalami proses pengulangan
sebagian atau pun seluruhnya dengan disertai perubahan bunyi atau tidak”
(Kosasi, 2006:215). “Reduplikasi adalah proses morfonemis yang mengulang bentuk
dasar baik secara keseluruhan, secara sebagian (persial), maupun dengan
perubahan bunyi”(Chaer, 2003:182). Oleh, karena itu, lazim dibedakan adanya
perbedaan reduplikasi penuh seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi
sebagian seperti lelaki (dari dasar laki), reduplikasi perubahan bunyi seperti
bolak-balik (dari dasar balik).
Dari pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa reduplikasi adalah proses morfenemis yang
mengulang bentuk kata dasar baik seluruhnya maupun sebagian dalam satuan
gramatik yang disertai perubahan bunyi.
Menurut Ali (Keraf, 1990:2) yang dimaksud ciri-ciri
reduplikasi adalah sebagai ciri-ciri resmi (formal) atau ciri gramatikal bentuk
reduplikasi yang berbeda secara prinsip dengan bentuk-bentuk lain. Tidak semua
bentuk ulang merupakan proses gramatikal, tetapi ada juga yang merupakan ciri
leksikal.
Setiap reduplikasi sudah tentu memiliki bentuk dasar,
kata-kata seperti alun-alun, mondar-mandir, hura-hura, dalam tinjauan
deskriptif tidak dapat digolongkan reduplikasi karena sebenarnya tidak ada satuan
yang diulang (Ramlan, 1983:64). Tetapi tidak semua reduplikasi dapat dengan
mudah ditentukan bentuk dasarnya.
Menurut Parera (2007:57) pada umumnya
dapat dikatakan bahwa bentuk reduplikasi bahasa Indonesia merupakan infleksi,
kelas kata yang dapat mengalami bentuk reduplikasi ialah kelas kata benda, kata
kerja, dan kata sifat yang menyatakan kategori gramatikal tertentu.
Contoh :
- Anak itu masih muda
sekali. (sifat)
- Muda-mudi kota Jakarta sedang berdansa di Jalan
Thamrin. (benda)
Menurut Kosasi (2006:215) jenis-jenis reduplikasi terdiri
empat jenis antara lain:
a)
Reduplikasi
seluruh bentuk kata dasar
Reduplikasi ini
disebut juga perulangan utuh. Perulangan utuh terdiri atas dua macam yaitu
perulangan terhadap kata dasar dan perulangan kata berimbuhan.
Contoh:buah^buah-buahan
rumah^rumah-rumah
b)
Reduplikasi
berimbuhan
Reduplikasi berimbuhan adalah bentuk perulangan yang
disertai dengan proses pengimbuhan. Pengimbuhan tersebut ada yang melekat pada
komponen pertama dan ada pula yang melekat pada komponen kedua.
Contoh: padi^padi-padian
batu^batu-batuan
c)
Reduplikasi
berubah bunyi
Reduplikasi berubah bunyi atau kata ulang salin suara
adalah bentuk perulangan yang disertai dengan perubahan bunyi.Perubahan bunyi
tersebut ada yang terjadi pada vokal atau pada bunyi konsonan.
Contoh: balik^bolak-balik
beras^beras-petas
d)
Reduplikasi
sebagian.
Reduplikasi sebagian adalah bentuk perulangan yang terjadi
hanya pada sebagian bentuk dasar.
Contoh: daun^dedaunan
tamu^tetamu
Menurut Chaer (2000:288) makna
yang didapat sebagai hasil proses pengulangan itu antara lain:
1. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘banyak, semua,
seluruh’ dilakukan terhadap kata benda umum.
Contoh:
- Murid-murid
harus pakai seragam.
2. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘banyak dan
bermacam-macam’ dilakukan terhadap:
a.
Kata benda
yang banyak jenisnya dalam bentuk reduplikasi berakhiran -an.
Contoh:
- Di Pasar Minggu banyak dijual orang buah-buahan.
b.
Kata benda tertentu
dalam bentuk reduplikasi berubah bunyi.
Contoh:
- Sayur-mayur
didatangkan dari lembang.
c.
Kata kerja
tertentu dalam bentuk reduplikasi.
Contoh:
- Rebus-rebusan
itu enak disantap bersama kopi panas.
3.
Reduplikasi
untuk mendapatkan makna ‘banyak yang disebut kata dasarnya’ dilakukan terhadap:
a)
Kata benda
yang menyatakan satuan ukuran (panjang, berat, isi, waktu) dan nama-nama benda
yang menjadi wadah sesuatu, dalam bentuk reduplikasi berawalan berContoh: - Bangunan ini menghabiskan berton-ton semen.
b) Kata bilangan yang menyatakan kelipatan sepuluh
dalam bentuk reduplikasi berawalan ber-.
Contoh:
- Beribu-beribu
orang menderita akibat perang itu.
4.
Reduplikasi
untuk mendapatkan makna ‘makna dasar yang disebut kata dasarnya’ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk kata
dasar murni.
Contoh:
- Sungai di kalimantan lebar-lebar.
5. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘agak atau
sedikit bersifat’ dilakukan terhadap:
a. Kata benda yang menyatakan warna dalam bentuk
reduplikasi berimbuhan gabungan ke-an.
Contoh: - Warna mobil itu kuning kehijau-hijauan.
b. Kata benda yang dikenal dengan kata sifatnya dalam
bentuk reduplikasi berimbuhan gabungan ke-an.
Contoh: - Usianya hampir dua puluh tetapi masi kekanak-kanakan.
6.
Reduplikasi
untuk mendapatkan makna ‘menyerupai’ dilakukan terhadap:
1)
Kata benda,
dalam bentuk reduplikasi murni.
Contoh:
- Sebelum dia sempat memasang kuda-kuda
perutnya telah kutendang.
2)
Kata benda,
dalam bentuk reduplikasi berakhira -an.
Contoh:
- Mobil-mobilan
disenangi anak laki-laki.
3) Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘benar-benar
atau sungguh- sungguh’ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk reduplikasi
murni.
Contoh:
- Buang jauh-jauh benda berbahaya itu.
7.
Reduplikasi
untuk mendapkan makna ‘walaupun, meskipun’ dilakukan terhadap kata sifat dan
kata kerja yang menyatakan keadaan, dalam bentuk reduplikasi murni. Contoh: - Mentah-mentah dimakannya ubi itu.
8.
Reduplikasi
untuk mendapatkan makna ‘berulang kali atau sering kali’ dilakukan terhadap
kata kerja dalam bentuk reduplikasi berawalan me- atau ber-. Contoh: -
Mereka menari-nari dengan gembira.
9.
Reduplikasi
untuk mendapatkan makna ‘saling atau berbalasan’ dilakukan terhadap.
a. Kata kerja, dalam bentuk reduplikasi dengan awalan me- pada unsur kedua.
Contoh: - Perkelahiran itu
dimulai dari ejek-mengejek di antara mereka.
b. Kata kerja, dalam bentuk reduplikasi dengan akhiran
-an, atau imbuhan gabungan ber-an.
Contoh: - Mereka berkejar-kejaran dengan
gembira.
10. Reduplikasi makna untuk mendapatkan makna
‘dilakukan tampa tujuan atau hanya untuk bersenang-senang’ dilakukan terhadap
kata kerja tertentu, biasanya dalam bentuk kata ulang murni.
Contoh: - Mari kita duduk-duduk
di luar.
11. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘tentang atau
hal’ dilakukan terhadap beberapa kata kerja dalam bentuk reduplikasi awalan me- pada unsur kedua.
Contoh: - Cetak-mencetak menjadi tanggung jwab saya.
12. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘kesamaan
waktu’ dilakukan terhadap
kata kerja dalam rediplikasi murni, biasanya digunakan pada
awal kalimat.
Contoh:
- Pulang-pulang perutku lapar.
13. Reduplikasi untuk mendapatkan makana ‘paling atau
‘tidak ada yang melebihi lagi’ dilakukan terhadap kata sifat, dalam bentuk:
a.
Reduplikasi
berawalan se-, atau berimbuhan gabungan se-nya dan digunakan pada awal kalimat atau di muka
kata benda.
Contoh:
- Sepandai-pandainya
tumpai melompat ada kalahnyajatuh juga.
b.
Reduplikasi
berimbuhan gabungan se-nya, dan digunakan
sebagai keterangan yang terletak di belakang kata benda.
Contoh:
- Pilihlah pensil yang sebaik-baiknya.
14. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘dikerjakan
asal saja’ dilakukan
terhadap kata kerja, dalam bentuk reduplikasi berimbuhan
gabungan se-nya. Contoh: - Tugas
itu dikerjakannya semau-maunya saja.
15. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘seluruh atau
sepanjang’ dilakukan terhadap kata benda yang menyatakan waktu, dalam bentuk
reduplikasi berimbuhan gabungan se-an.
Contoh:
- Semalam-malaman kami tidak
tidur karena ayah sakit.
16. Reduplikasi untuk mendaptkan makna ‘pernah atau
lagi’ dilakukan terhadap beberapa kata kerja dalam reduplikasi murni dan
biasanya digunakan sesudah kata ingkar tidak.
Contoh:
- Sudah sejak minggu yang lalu dia tidak datang-datang.
17. Reduplikasi untuk mendapatkan makna ‘terdiri dari
yang disebut kata dasar’ dilakukan terhadap:
a.
Kata bilangan
asal dalam bentuk reduplikasi murni.
Contoh:
-
Mereka dibariskan tiga-tiga di muka kantor.
b.
Kata benda
yang mempunyai ukuran (berat, panjang, luas, besar, dan waktu) atau yang bisa
dijadikan ukuran untuk benda lain; dalam bentuk reduplikasi murni berawalan se-.
Contoh:
- Bahan pakaian itu dipotongnya semester-semeter.
18. Reduplikasi untuk mendapatkan makan ‘intensitas’
dilakukan terhadap:
1) Kata sifat, dalam bentuk reduplikasi murni yang
digunakan sebagai keterangan predikat dalam kalimat.
Contoh:
- Ikatlah keranjang
ini kuat-kuat.
2)
Kata sifat
dalam reduplikasi berimbuhan gabungan me-kan,
dan digunakan sebagai predikat dalam kalimat transitif.
Contoh:
- Jangan membesar-
besarkan persoalan itu.
19.Reduplikasi untuk menegaskan dilakukan terhadap
kata ganti dan beberapa kata keterangan.
Contoh:
Anak yang membolos banyak tetapi yang dimarahi saya-saya
juga.
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di desa Jaga Raga
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Kecamatan Buana pemaca maka sistem reduplikasi bahasa Komering memiliki banyak
kesamaan dengan sistem reduplikasi bahasa Indonesia, perbedaanya hanya terjadi
pada perubahan fonem.Untuk memudahkan pembahasan maka data tersebut
diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu bentuk reduplikasi, fungsi
reduplikasi, makna reduplikasi dan ciri reduplikasi.
Berdasarkan
hasil penelitian dalam bahasa Komering terdapat empat macam bentuk reduplikasi.
Keempat macam reduplikasi ini adalah: (1) reduplikasi seluruh bentuk kata
dasar, (2) reduplikasi berimbuhan, (3) reduplikasi berubah bunyi (4)
reduplikasi sebagian. Keempat bentuk reduplikasi ini dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
Reduplikasi seluruh bentuk dasar adalah reduplikasi bagian
pengulangannya sama dengan bentuk dasar yang diulang. Reduplikasi seluruh
bentuk dasar dalam bahasa Komering seperti terlihat dalam kalimat berikut:
(1) Sanak-sanak lagi begurau di lapangan.
'Anak-anak sedang bermain
di lapangan’.
(2) Lombahan-lombahan di tiuh lokok makai hatok bolit.
'Rumah-rumah di kampung
itu masih beratap rumbia’.
(3) Tabuk-tabuk pai kasur na mari borsih.
'Pukul-pukul dulu kasur
itu supaya bersih’.
(4) Tiap pagi sanak ronik cengkelang-cengkelang di tongah lapangan.
‘Setiap pagi anak kecil lari-lari
di tengah lapangan.
Di dalam kalimat (1) - (4) di atas terdapat reduplikasi
seluruh bentuk dasar yaitu:
Sanak ‘anak’ ^sanak-sanak
‘anak- anak’
Lombahan‘rumah’^- lombahan- lombahan‘rumah-rumah’
Tabuk‘pukul’ ^tabuk-tabuk ‘pukul- pukul’
Cengkelang‘lari’^cangkolang-ceangkelang
‘berlari-lari’
Reduplikasi berimbuhan adalah pengulangan yang disertai
dengan proses pengimbuhan. Reduplikasi berimbuhan bahasa Komering dapat dilihat
dalam kalimat berikut:
(1)
Jelma tiuh
lagi berjago-jago.
‘Orang kampung sedang berjaga-jaga’.
(2)
Ani lagi nguntal-nguntalko
boneka na.
‘Ani sedang melempar-lemparkan bonekanya’ .
Di dalam kalimat (1) - (3) di atas proses pembentukan
reduplikasi adalah sebagai berikut:
Jago ‘jaga’ ^
bejago-jago ‘berjaga-jaga’
Nguntal‘lempar’^nguntal-nguntalko ‘melempar-lemparkan’
Reduplikasi berubah bunyi adalah reduplikasi yang pada
pengulangannya terdapat perubahan bunyi, baik bunyi vokal maupun bunyi
konsonan.Berdasarkan data
yang terkumpul di dalam bahasa
Komering. Bentuk reduplikasi terlihat pada kalimat-kalimat berikut:
(1)
Ia hanjak bulak-balik bugawoh gawi na.
‘Ia senang bolak-balik
saja kerjanya’.
(2)
Sanak ronik
sina salalu makai baju corak-carik.
‘Anak kacil itu selalu memakai baju compang-camping’.
Di dalam kalimat (1) - (3) di atas proses pembentukan
reduplikasi adalah sebagai berikut:
Bulak‘bolak’ ^bulak-balik ‘bolak-balik’
Carik‘compang’ ^ corak-carik ‘compang-camping’
Dalam bahasa Penukal dijumpai pula bentuk reduplikasi
sebagian yang merupakan bentuk reduplikasi kata berimbuhan yang diulang hanya
bentuk dasarnya saja lihat contoh kalimat berikut:
(1) Sanak belajar bekerito sina
tetumbor di batang kayu’.
‘Anak belajar bersepeda itu
tetabrak di batang pohon’ .
(2) Tetangga hikam radu ratong dibi jeno.
‘Tetangga kami sudah datang tadi sore’.
Di dalam kalimat di atas proses pembentukan reduplikasi
adalah sebagai berikut:
Tumbur ‘tabrak’^tetumbor ‘tetabrak’
Tetangga‘tetangga’^tetangga ‘tetangga’
Berdasarkan analisis data yang terkumpul dalam
bahasa Penukal yang mempunyai fungsi dapat diklasifikasikan atas tiga macam
fungsi, yaitu: (1) fungsi pembentuk nomina, (2) fungsi pembentuk verba, dan (3)
fungsi pembentuk adverbial.
1) Membentuk nomina dari verba Sapa sei nguntal-nguntal kucing? Lading-lading sei
di pawon su‘Siapa yang lempar-lempar kucing?’ ‘Pisau-pisau di dapur itu sangat
Liak-liak adikmu dang hantok tiak.
Lihat-lihat adik mu jangan sampai jatuh
Ratong-ratong da
tipok sikam.
‘Datang-datanglah ke tempat kami’Proses pembentukan
fungsi reduplikasi pada kalimat di atas sebagai berikut:
Nguntal ‘lempar’^ nguntal-nguntal ‘ lempar-lempar’
Lading‘pisau’^lading-lading ‘pisau-pisau’
Garinsing‘periuk’^garinsing-garinsing
‘periuk-periuk’
2)
Membentuk
nomina dari adjektiva
Warna baju nalagak-lagak.
‘Warna bajunya cantik-cantik’
Jolma
di tiuh suda ramah-ramah.
.‘Orang di kampung itu ramah-
tamah’.
Proses pembentukan
fungsi reduplikasi pada kalimat di atas sebagai berikut:
Lagak ‘cantik’^lagak-lagak
‘cantik-cantik’
Ramah‘ramah’^ramah-ramah‘ramah-ramah’
b. Fungsi Verba
1) Membentuk verba dari nominal Kuruk
da sai-sai ti moja !
‘Masuklah satu-satu ke mari ! ’
Kok bujam-jam sikam nunggu. radu.
‘Sudah berjam-jam kami menunggu’.
‘Kerjakan
tiga-tiga supaya cepat selesai’.
Proses
pembentukan reduplikasi pada kalimat di atas sebagai
berikut: Sai‘satu’^ sai-sai
‘satu-satu’
Rua‘dua’^rua-rua ‘dua-dua’
Jam‘jam’^ bujam-jam ‘berjam-jam’
Tollu ‘tiga’^ tellu-tellu ‘tiga-tiga’
2) Membentuk verba dari adjektiva
Keluarga
nabuduit-buduit. Sei penyungkan-penyungkan dang turuk
iyot.
‘Keluarganya
kaya-kaya’. ‘Yang malas-malasan jangan diikut sertakan’.
Pudak-pudak
lagak. Ani galak manis-manisan.
‘Wajah-wajah
cantik’. ‘Ani suka manis-manisan’.
Proses pembentukan fungsi reduplikasi terlihat pada kalimat di atas
sebagai berikut:
Buduit‘kaya’^bajik-bajik ‘kaya-kaya’
Penyungkan‘malas’ ^penyungkan
-penyungkan ‘malas-malasan’
Pudak‘wajah’^pudak-pudak
‘wajah-wajah’
Manisan ‘manisan’ ^manis-manisan
‘manis-manisan’
3. Fungsi Adverbial
1) Membentuk adverbial dari Adjektiva
Seihollawna bubiris-biris jak ganta.
‘Sebaiknya berberes-beres dari sekarang’.
Dang bebisik-bisik ngumung sei balak.
‘Jangan berbisik-bisik bicara yang keras’.
Proses pembentukan fungsi reduplikasi pada kalimat di atas sebagai
berikut
” Bubiris‘beres’^bubiris-biris ‘beres-beres’
Bubisik‘bisik’^bubisik-bisik ‘berbisik-bisik’
2) Membentuk adverbia dari verba Ratong
da moja Gancang-gancang.
‘Datanglah kesini
secepat-cepatnya’.
Dang diungkit-ungkit lagi masalah sina.
‘Jangan diungkit-ungkit lagi
kejadian itu’.
Proses pembentukan fungsi reduplikasi pada kalimat di atas sebagai
berikut:
Gancang‘cepat’^ gancang-gancang ‘secepat-cepatnya’
Ungkit ‘ungkit’ ^ diungkit-ungkit ‘diungkit-ungkit’
3) Membentuk adverbial dari partikel Mungkin-mungkin ya pumaling
‘Jangan-jangan ia pencuri’.
4. Makna
Reduplikasi
Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan makna reduplikasi adalah
makna yang terkandung dalam bentuk akhir hasil reduplikasi bersangkutan.
Berdasarkan data yang terkumpul dalam bahasa Komering mempunyai beberapa makna
antara lain sebagai berikut:
a. Menyatakan makna “banyak atau
jamak”
Murid-murid lagi begurau-gurau di lapangan.
‘Murid-murid sedang bermain-main
di lapangan’
Gawi ngatur-ngatur dikating langsung bak kepala.
‘Urusan atur-mengatur dipegang
langsung oleh pemimpin’
Waktu musim kamarau huma-huma mulia ngeluh.
‘Pada musim kemarau sawah-sawah mulai
kering’.
Lombahan-lombahan di kota behatok sing.
‘Rumah-rumah di kota beratap
seng’.
Bentuk reduplikasi murid-murid ‘murid-murid’, ngatur-ngatur‘, atur-
mengatur’, huma-huma 'sawah-sawah’, dan lombahan-lombahan ‘rumah-rumah’
menyatakan makna banyak.
b. Menyatakan makna “tak bersyarat
atau menyatakan meskipun”
Rah-rah di inum na.
Darah-darah diminumnya’
Hujan-hujan ia ratong hoda.
‘Hujan-hujan ia datang juga’.
Sakik-sakik ia bugawi hoda. Handop-handop
di inumna.
‘Sakit-sakit ia bekerja juga’. ‘Panas-panas diminumnya’.
Bentuk reduplikasi rah-rah ‘darah-darah, hujan-hujan ‘hujan-hujan,
sakik- sakik ‘sakit-sakit’, handop-handop ‘panas-panas’, mempunyai makna tak
bersyarat atau meskipun.
c. Menyatakan makna yang
“menyerupai yang tersebut pada kata dasar”
Sanak ronik galak bugurau
kudo-kudoan ‘Anak kecil suka bermain kuda-kudaan’.
Wanda bugurau angguai lombahan-lombahan nan
‘Wanda bermain buat
rumah-rumahan’.
Pagu-pagu di lombahan sikam kok jahat kaunyin.
‘Langit-langit di rumah kami
sudah jelek semua’.
Bentuk reduplikasi kudo-kudoan ‘kuda-kudaan’, lombahan-lombahan
‘rumah-rumahan’, pagu-pagu ‘langit-langit’. Reduplikasi tersebut mempunyai
makna menyerupai.
d. Menyatakan makna “perbuatan
yang tersebut pada kata dasar yang berulang- ulang”
Jolma sina nyuolsol nalih nopuk-topuk kodak na.
‘Orang itu menyesal sambil
menepuk-nepuk keningnya’.
Ia lagi ngaliak-liak kahelauan alam.
‘Ia sedang melihat-lihat
keindahan alam’.
Wat jolma nyopok-sopok niku nombija.
’Ada orang mencari-cari kamu
kemarin’
Nyak lagi ambukak-bukak
majalah waktu ya ratong.
‘Saya sedang membuka-buka majalah ketika ia datang’.
Bentuk reduplikasi nopuk-topuk ‘menepuk-nepuk’, ngaliak-liak ‘melihat-
lihat’, nyopok-sopok ‘mencari-cari ’,
ambukak-bukak ‘membuka-buka ’.
Reduplikasi memiliki makna berulang-ulang.
e.Menyatakan bahwa “perbuatan
tersebut pada bentuk dasar
dilakukan dengan enak, dengan santai, atau dengan seenaknya”
Ia mojong-mojong nalih ngudut.
Sanak sina goring turuy-turuyan
Di lantai.
‘Ia duduk-duduk sambil merokok’.’Anak itu senang tidur-tidur
Di lantai’.
Pรคgi-pรคgi lamon jolma cengkelang-cengkelang di lapangan.
‘Pagi-pagi banyak orang berlari-lari di lapangan’.
Bentuk reduplikasi
mojong-mojong ‘duduk-duduk, cangkolang-cangkolang “berlari-lari’,
turuy-turuyan ‘tidur-tidur’. Reduplikasi
di atas mempunyai makna perbuatan yang dilakukan dengan enak.
f. Menyatakan makna “perbuatan yang tersebut pada
dasar itu dilakukan oleh dua pihak dan saling mengenal”.
Walaupun bejawohan tapi harus siliuh-liuhan.
‘Walaupun berjauhan tetapi harus kunjung-mengunjung’.
‘Rik kejadian sina curiga-curigaan rik rua bolah pihak.
Dengan kejadian itu curiga-menyurigai antara dua belah pihak ‘.
Kok radu sembahyang para
jemaah busalam-salaman..
‘Selesai sembahyang para jemaah bersalam-salaman’.
Kok terjadi timbag-timbagan
rik rua pasukan hena.
‘Telah terjadi tembak-menembak antare kedua pasukan itu’.
Bentuk
reduplikasi siliuh-liuhan ‘kunjung-mengunjung’,curiga-curigaan“,curiga-mencurigai’,timbag-timbagan‘tembak-menembak’.
Reduplikasi yang menyatakan makna dilakukan oleh kedua belah pihak.
g. Menyatakan makna “hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan yang disebut pada bentuk dasar”
Mengenai kirim-kiriman bakal
radu lom waktu rua minggu.
‘Mengenai kirim-mengirim akan selesai dalam waktu dua minggu’.
Masalah citak-manyitak disorahko di bagian pengajaran
‘Masalah cetak-mencetak diserahkan pada bagian pengajaran’.
Urusan atur-mangatur dikating
langsung bak kepala.
‘Urusan atur-mengatur dipegang oleh pemimpin’.
Bentuk reduplikasi kirim-kiriman ‘kirim-mengirim’,citak-manyitak ‘cetak-mencetak’,
atur-mangatur ‘atur-mengatur’.
Reduplikasi menyatakan makna hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
h. Menyatakan makna “agak”.
Reduplikasi ini berkombinasi dengan pembumbuhan afiks ke-an.
Baju na kehujau-hujauan.
Mubil na buwarna
kahandak-handaan.
‘Bajunya kehijau-hijauan’. ‘Mobilnya
bewarna keputih-putihan’.
Hulu napening-pening bak mak
biaso cakak bis.
‘Kepalanya pusing-pusing, karena tidak biasa naik bis’.
Bentuk reduplikasi kehujau-hujaun
‘kehijau-hijau’, pening-pening, pening-pening’, kahandak-handaan‘keputih-putian’.
Reduplikasi menyatakan makna agak.
i. Menyatakan makna “tingkat
yang dapat dicapai” . Reduplikasi ini berkombinasi
dangan afiks se-nya.
Ia begawi sekuat-kuatnya Sepacak-pacak tupai lumpak pasti tiak hoda.
‘Ia bekerja sekut-kutnya’. ‘Sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh
juga’.
Kudo suda
cengkelang seigancang-gancangnya’nie ‘Kuda itu berlari secepat-cepatnya ’.
Bentuk reduplikasi sekuat-kuatnya
‘sekuat-kuatnya’, sepacak- pacaknya‘sepandai-pandai’,semurah-murahnya 'semurah-murahnya’,
segancang-gancang nie’,
‘secepat cepatnya’.
Reduplikasi mempunyai makna tingkat yang dapat dicapai.
2. Ciri- Ciri Reduplikasi
Berdasarkan pembahasan tentang bentuk, fungsi, dan makna reduplikasi,
ciri bahasa Komering. Hasil penelitian menunjukan bahwa ciri-ciri reduplikasi
dalam bahasa Komering adalah sebagai berikut:
a. Ciri Semantis
Bentuk dasarnya merupakan satuan bahasa Komering yang mempunyai makna,
sekurang-kurangnya makna pokok. Bentuk seperti dada sisu ’dada ayam’,
kunang-kunang ’kunang-kunang’, kura-kura ’kura-kura’, merupakan bentuk
reduplikasi yang merupakan satuan bahasa dan mempunyai makna.
b. Ciri Gramatis
Bentuk dasar atau bantuk asal selalu berupa satuan bahasa yang terdapat
dalam penggunaan bahasa dan juga dapat berpasangan dengan unsur-unsur yang
lainnya misalnya: mantau-mantau ’ngaliak-liak’, ’gucuh-gucuh’, tinju-tinju dan
’nabuk-tabuk’ pukul-pukul.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data, sistem
reduplikasi bahasa Komering, diketahui bahwa reduplikasi bahasa Komering
mempunyai kesamaan dengan sistem reduplikasi bahasa Indonesia. Reduplikasi
bahasa Komering mempunyai bentuk reduplikasi, fungsi reduplikasi, makna dan
ciri-ciri reduplikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Bentuk reduplikasi bahasa
Komering mempunyai empat macam bentuk, yaitu; (l) reduplikasi seluruh bentuk
dasar, (2) reduplikasi berimbuhan, (S) reduplikasi berubah bunyi, (4)
reduplikasi sebagian.
2. Fungsi reduplikasi bahasa
Komering mempunyai tiga macam fungsi, yaitu:
(l) fungsi nomina, (2) fungsi verba, (S) fungsi adverbial. Makna
reduplikasi bahasa Komering mempunyai sembilan makna, yaitu: (l) menyatakan
makna “banyak”, (2) menyatakan makna “tak bersyarat”, (S) menyatakan makna
“menyerupai”, (4) menyatakan makna “perbuatan berulang-ulang”, (5) menyatakan
makna “perbuatan dilakukan dengan seenak”, (รณ) menyatakan makna perbuatan
dilakukan oleh kedua belah pihak, (7) menyatakan makna yang berhubungan dengan
“hal-hal pekerjaan”, (B) menyatakan mana “agak”, (9) menyatakan makna “tingkat
yang dapat dicapai”, Ciri-ciri reduplikasi bahasa Komering memiliki dua bagian
antara lain: (l) ciri semantis, (2) ciri gramatikal.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,
Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chaer,
Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Chaer,
Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Halim,
Amran (ed). 1980. Politik Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Balai Pustaka.
Keraf,
Gorys. 1982. Tata Baku Bahasa Indonesia. Enda Flores: Nusa Indah.
Kosasi,
E. 2006. Kompetensi Ketatabahasaan. Bandung: Yrama Widya.
Parera,
Daniel Jos. 2007. Morfologi. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Ramlan,
M. 1983. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada.
Saleh, Yusrizal dkk. 1984. Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Komering.
Lembaga Bahasa dan FKIP Universitas Sriwijaya.
Yasin, Sulchan. 1987. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya:
Usaha Nasional.
Komentar
Posting Komentar