ANALISIS
KONTRASTIF KALIMAT PASIF BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA INGGRIS
Reni Ayu Puspita
Program Pendidikan
Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
reni.ayupuspita@yahoo.com
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan bentuk dan kaidah serta persamaan dan perbedaan kalimat pasif
dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris.
Sumber data adalah wacana tulis tentang kalimat pasif dan buku tata
bahasa Indonesia dan Inggris.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan catat. Analisis data menggunakan analisis kontrastif
dengan hasil penelitian sebagai berikut.
Pertama, pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dilakukan
melalui perubahan morfologis pada verba, misalkan verba pasif bentuk di-, ter-,
ke-an, ter-kan. Sementara, dalam bahasa
Inggris kalimat pasif dibentuk dari be + past participle serta hanya kata kerja
transitif (kata kerja yang diikuti oleh obyek) yang dapat digunakan dalam
pembentukan kalimat pasif. Berbeda
dengan bahasa Indonesia, kalimat pasif dalam bahasa Inggris bergantung pada
“tenses” atau kapan peristiwa tersebut terjadi.
Kata Kunci : analisis kontrastif,
perbandingan, bentuk, kalimat pasif.
PENDAHULUAN
Sebagai makhluk sosial dan makhluk
berbudaya, bahasa merupakan alat utama bagi dalam mendukung segala aktivitas
manusia. Bahasa merupakan sistem dalam
kehidupan manusia yang terkait dengan struktur tata pola teratur yang membentuk
keseluruhan kehidupan yang bermakna dan
berfungsi. Secara sistematis bahasa
merupakan pola-pola keteraturan yang membentuk suatu sistem tunggal yang
dibentuk melalui komponen-komponennya.
Menurut Keraf (1991: 3), fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan
informasi, mengekspresikan perasaan dan tingkah laku serta sebagai alat untuk
berintegrasi dan beradaptasi dalam kehidupan masyarakat. Karenanya, mempelajari bahasa sangatlah
penting, termasuk mempelajari bahasa kedua.
Analisis kontrastif adalah
kegiatan yang mencoba membandingkan struktur bahasa pertama (B1) dengan
struktur bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan diantara
kedua bahasa. Hasil dari analisis
kontrastif dapat digunakan sebagai landasan untuk meramalkan ataupun
memprediksi kesulitan serta hambatan pembelajaran bahasa yang akan dihadapi
oleh para pembelajar bahasa kedua (B2).
William Franchise Mackay dalam A.S. Broto mengungkapkan bahwa belajar
bahasa kedua atau bahasa asing merupakan suatu kepandaian atau persoalan
sendiri. Seseorang yang mempelajari
bahasa kedua akan menghadapi kendala yang tercermin dari kesalahan-kesalahan baik dalam aspek
sistem bunyi, penggunaan kosakata, atau struktur kalimat. Hal ini diantaranya disebabkan oleh latar
belakang bahasa kedua yang dipelajari berbeda dengan bahasa pertama (bahasa
ibu) yang telah dimilikinya.
Terkait dengan permasalahan tersebut
di atas, maka penelitian akan membahas mengenai (1) pembentukan kalimat pasif
dalam bahasa Indonesia, (2) pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Inggris
serta (3) perbandingan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
kontrastif yang dilakukan dengan mencari sumber teori mengenai kalimat pasif
baik bentuk maupun tata bahasanya dalam bahasa Inggris dan bahasa
Indonesia. Kemudian kedua bentuk dan
makna kalimat pasif tersebut
dibandingkan dan dianalisis perbedaannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah kalimat pasif,
baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Data penelitian diambil dari sumber tertulis,
baik dari wacana tulis yang berupa hasil penelitian tentang kalimat pasif dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris serta dari buku tata bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga
tahap, yaitu (1) penyediaan data, (2) analisis data, dan (3) penyajian hasil
analisis data (Sudaryanto, 1993: 5-8).
Penyediaan data dari sumber tertulis dilakukan dengan metode simak dan
dilanjutkan dengan teknik catat (Sudaryanto, 1993: 133-136). Yang dimaksudkan dengan metode simak adalah
metode yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa secara tertulis yang
dilanjutkan dengan mencatat data yang diperlukan.
Untuk mengkaji kalimat pasif dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, digunakan metode analisis kontrastif. Metode tersebut dilakukan dengan cara
membandingkan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, kemudian
dicari perbedaan dan persamaan diantara kedua bahasa tersebut. Dalam menganalisis ciri-ciri kalimat pasif
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, digunakan beberapa teori sebagai
acuan. Kemudian penyajian hasil analisis
data disajikan dengan metode informal, yaitu penyajian hasil analisis data
dengan menggunakan kata-kata biasa.
Menurut Sudaryanto ( 1993: 145) metode penyajian hasil analisis
dibedakan menjadi metode penyajian formal dan informal. Metode penyajian formal adalah perumusan
dengan tanda dan lambang-lambang, sedangkan metode penyajian informal adalah
perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang bersifat
teknis.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Sesuai dengan fokus penelitian, maka
pada bagian ini akan diuraikan bagaimana pembentukan kalimat pasif dalam bahasa
Indonesia, bagaimana pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Inggris, serta
bagaimana perbandingan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Kalimat Pasif dalam Bahasa Indonesia
Kalimat adalah suatu rangkaian kata
yang saling terhubung dan melengkapi hingga informasi yang dimaksud
tersampaikan. Selain itu, kalimat
merupakan satu kesatuan bahasa untuk mengungkapkan suatu pemikiran secara utuh. Menurut Ramlan (1977), kalimat aktif adalah
kalimat yang predikatnya berupa verba bentuk aktif, yaitu verba bentuk me- yang
transitif, sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya berupa verba
bentuk pasif, yaitu verba bentuk di-, bentuk ter-, bentuk ke-an, dan bentuk
ke-an.
Pembentukan kalimat pasif dengan
verba di- lebih sering digunakan dalam pembentukan kalimat pasif bahasa
Indonesia. Dalam kalimat pasif dengan
verba bentuk di-, umumnya pelaku berupa nomina atau frasa nominal. Pembentukan kalimat pasif dalam bahasa
Indonesia dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) menggunakan verba ber
prefiks di-, dan (2) menggunakan verba tanpa prefiks di-. Jika S merupakan simbol dari subyek, P
merupakan predikat, dan O merupakan obyek, maka kaedah kalimat pasif dalam
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
Pertama, subyek (S) pada kalimat
aktif menjadi obyek (O) pada kalimat pasif.
Berikut adalah contoh kalimat aktif yang dirubah menjadi kalimat pasif
dengan cara menukarkan S (subyek) pada kalimat aktif menjadi O (obyek) pada
kalimat pasif. Kedua, predikatnya
menggunakan awalan di-, ter-, ke-an, dan kata ganti orang ku-, kau-.
(1)
Nasi dimasak
oleh ibu (pasif)
(2)
Rumahnya terbakar
oleh si jago merah (pasif)
(3)
Kemarin adik kehujanan
di jalan. (pasif keadaan)
(4)
Meja itu telah kurapikan.
Dari contoh (1) terlihat bahwa
kalimat pasif dibentuk dengan cara menukarkan S (subyek) pada kalimat aktif
menjadi O (obyek pada kalimat pasif).
Kalimat aktif dari contoh (1) adalah Ibu memasak nasi. S
(subyek) Ibu pada contoh (1) untuk kalimat aktif, ditukar menjadi O (obyek)
pada kalimat pasif. Pada contoh (2),
awalan ter- pada kata kerja terbakar menunjukkan kalimat pasif yang mengandung
unsur ketidaksengajaan. Contoh (3)
menunjukkan kalimat pasif keadaan, yaitu
kalimat pasif yang predikatnya kata kerja berimbuhan ke-an. Selain kalimat pasif yang berpredikat itu,
maka termasuk kalimat pasif tindakan.
Ketiga, kata oleh dalam kalimat pasif dapat
dihilangkan dan tidak merubah makna.
Contohnya:
(5)
Andi ditegur
oleh ibu karena bertengkar dengan adik.
(6) Andi
ditegur ibu karena bertengkar dengan
adik.
Kalimat pada contoh (5)
dan (6) diatas memiliki makna yang sama meskipun kata oleh pada contoh (5) tidak dipakai pada contoh (6).
Tetapi,
ada kalanya perubahan kalimat aktif menjadi pasif dapat mengubah maknanya. Contohnya:
(7) Tony
ingin dipanggil Tuti (aktif)
(8) Tuti
ingin dipanggil Tony. (pasif, tapi
memiliki makna yang berbeda)
Pada kalimat
pasif di atas makna semula berubah sama sekali. Orang yang memanggil adalah
Tony. Dengan diubahnya menjadi pasif, maka yang ingin dipanggil bukan lagi
Tony, tetapi Tuti. Perubahan makna
seperti itu terjadi karena adanya kata ingin dalam kalimat, sehingga rasa itu
melekat kepada subjek Tony dan bukan predikat memanggil.
Kalimat aktif yang tidak berobjek dan kalimat aktif yang berpelengkap
(kalimat intransitive), tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif. Contoh kalimat yang tidak dapat dipasifkan
atau dirubah menjadi pasif:
(9)
Mobil besar itu menepi.
Kalimat pada
contoh (9) di atas tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif karena kalimat
tersebut tidak memiliki obyek (O).
Kalimat Pasif dalam Bahasa Inggris
Pembentukan kalimat pasif dalam
bahasa Inggris dilakukan dengan mengikuti rumus be + past participle. Tidak
seperti pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris,
predikat atau kata kerja serta “to be”
dalam bahasa Inggris mengalami perubahan sesuai dengan ‘tenses” yang digunakan.
Contoh:
(10)
Mary helped
the boy (active)
(11)
The boy was
helped by Mary (passive)
Pada contoh
(10), obyek dari kata kerja kalimat aktif “the
boy” menjadi subyek dari kalimat pasif (11). Kalimat (10) dan (11) memiliki arti yang
sama.
(12)
An accident happened
(active)
(13)
(none) (passive)
Hanya kata
kerja transitif (kata kerja yang diikuti oleh
obyek) yang digunakan dalam kalimat pasif.
Kata kerja seperti happen, sleep,
come, dan seem (kata kerja
intransitive) tidak dapat digunakan dalam kalimat pasif.
Pembentukan
Kalimat Pasif dalam bahasa Inggris.
|
Active
|
Passive
|
Simple
present
|
Mary helps John
|
John is helped by Mary
|
Present
progressive
|
Mary is
helping John
|
John is being helped by Mary
|
Present
perfect
|
Mary has helped John
|
John has been helped by Mary
|
Simple past
|
Mary helped John
|
John was helped by Mary
|
Past
progressive
|
Mary was helping John
|
John was being helped by Mary
|
Past perfect
|
Mary had
helped John
|
John had been helped by Mary
|
Simple
future
|
Mary will help John
|
John will be helped by Mary
|
be going to
|
Mary is going to help John
|
John is going to be helped by Mary
|
Future
perfect
|
Mary will have helped John
|
John will have been helped by Mary
|
Dalam kalimat
pasif bahasa Inggris, kata “by”
biasanya tidak digunakan jika informasi mengenai orang yang melakukan tindakan
tersebut tidak penting atau tidak diketahui. Contohnya:
(14)
Rice is grown in India
(15)
Our house was built in 1890
Pada contoh
(14) dan (15) di atas, Rice is grown
in India (padi ditanam di India oleh seseorang, atau oleh petani, atau oleh
siapapun). Dalam contoh tersebut, tidak
diketahui atau tidak penting mengetahui siapa tepatnya yang menanam padi di
India. Karena itu penggunaan kata “by”
tidak diperlukan di sini. Demikian pula
dengan contoh (15), tidak diketahui atau tidak penting mengetahui siapa yang
membangun rumah kami pada tahun 1890.
(16)
Life on
the Mississippi was written by
Mark Twain.
Pada contoh
(16), kata “by” digunakan dalam kalimat
pasif jika informasi mengenai orang yang melakukan tindakan tersebut penting
untuk diketahui. Dalam hal ini pengarang
buku Life on the Mississippi, yaitu
Mark Twain merupakan informasi yang penting. Karena itu “by Mark Twain”
digunakan dalam kalimat pasif.
Perbandingan kalimat pasif bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris
Pembentukan kalimat pasif bahasa
Indonesia dengan bahasa Inggris memiliki perbedaan karena dalam pembentukan
kalimat pasif bahasa Inggris, pemakaian “to
be” serta kata kerjanya mengalami perubahan sesuai dengan “tenses” yang digunakan. Perubahan pada “to be” atau “be” yang
digunakan juga tergantung pada subyek (S) yang terdapat pada kalimat aktif
nya. Berlainan dengan bahasa Indonesia,
pada pembentukan kalimat pasif, perubahan yang terjadi adalah pada awalan yang
terdapat pada kata kerja. Jika pada
kalimat aktif kata kerja diawali dengan kata me-, maka jika kalimat aktif
dirubah menjadi kalimat pasif maka awalan me- tadi akan berubah menjadi awalan
di- , ter-, ke-an, atau ditambahkan dengan kata ganti –ku. Contoh perbandingan kalimat pasif bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris:
(17)
Mary membantu John (aktif)
(18)
John dibantu Mary (pasif)
(19)
Mary helps John (active)
(20)
John is helped by Mary (passive)
Dari contoh di
atas terlihat perbedaan kalimat aktif bahasa Indonesia dan kalimat aktif bahasa
Inggris. Pada contoh (17) kata kerja membantu berubah menjadi kata kerja dibantu contoh (18). Dalam pembentukan kalimat pasif bahasa
Indonesia, terjadi perubahan pada awalan kata kerja dari awalan me- pada kalimat
aktif, menjadi awalan di- pada kalimat pasif.
Walaupun terjadi perubahan pada awalan kata kerja pada kalimat aktif dan
pasif, makna kalimat (17) dan (18) tetap sama.
Pada contoh
(19), kata kerja “helps” dalam kalimat
aktif dalam bahasa Inggris berubah menjadi “is
helped” pada kalimat pasif. Sesuai
dengan rumus pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Inggris, yaitu be + past
participle, maka kata kerja helps
yang menggunakan “tenses” simple
present berubah menjadi is helped. Karena subyek (S) pada kalimat pasif adalah
John yang merupakan orang ketiga tunggal, maka sesuai rumus be + past
participle, be untuk orang ketiga tunggal pada simple present adalah is.
Kata helped merupakan past
participle dari kata kerja help.
(21)
Mary helped John (active)
(22)
John was helped by Mary (passive)
Contoh (21)
dan contoh (22) adalah contoh lain pembentukan kalimat pasif dalam bahasa
Inggris dengan penggunaan “tenses”
yang berbeda. Kata kerja kalimat aktif
pada contoh (21) di atas, helped,
adalah kata kerja untuk simple past karena kata kerjanya dalam bentuk kata
kerja kedua yang merupakan kata kerja untuk “tenses” simple past.
(23)
Mary helps
John and Bill (active)
(24)
John and Bill are helped by Mary
(passive)
(25)
Mary helped John and Bill (active)
(26)
John and Bill were helped by Mary (passive)
Contoh (23)
dan (24) adalah contoh pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Inggris jika
obyek (O) dalam kalimat aktif yang kemudian menjadi subyek (S) dalam kalimat
pasif, dalam bentuk jamak (plural) dan “tenses”
yang dipakai adalah simple present (diketahui dari kata kerja helps). Dalam hal ini maka to be yang dipakai mengikuti subyek dari
kalimat pasif (John and Bill) yang merupakan bentuk jamak. Karena itu to be nya menjadi are dan
bukan lagi is. Demikian juga untuk bentuk lampau nya (simple
past) seperti yang terlihat pada contoh (25) dan (26). To be
yang dipakai untuk subyek jamak (John and Bill) pada “tenses” simple past adalah were. Demikian pula pada pembentukan kalimat
pasif untuk “tenses” lainnya. Selain
mengikuti rumus be + past participle,
to be yang dipakai mengikuti “tenses”
pada kata kerja di kalimat aktif serta memperhatikan bentuk jamak atau tunggal
dari subyek pada kalimat pasif.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil pembahasan,
maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
Pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
sama-sama merubah posisi obyek (O) pada kalimat aktif menjadi subyek (S) pada
kalimat pasif. Pada kalimat pasif bahasa
Inggris, pemakaian kata “by” (dalam
bahasa Ingris disebut agent) tergantung
dari penting atau tidaknya informasi mengenai siapa yang melakukan tindakan
pada kalimat pasif. Jika informasi
mengenai siapa yang melakukan tindakan pada kalimat pasif dianggap penting atau
diketahui, maka kata “by” bisa
digunakan pada kalimat pasif. Sedangkan pada pembentukan kalimat pasif dalam
bahasa Indonesia, tidak terdapat ketentuan mengenai penggunaan kata oleh. Kemudian,
pembentukan kalimat pasif dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara (1)
menggunakan verba dengan prefix di-, serta (2) menggunakan verba tanpa prefix
di-. Sementara pada pembentukan kalimat
pasif bahasa Inggris, verba (kata kerja) yang digunakan dalam kalimat pasif
mengikuti tenses yang ada pada verba
pada kalimat aktif. Selain itu, subyek
(S) tunggal atau jamak pada kalimat pasif akan mempengaruhi to be yang dipakai pada kalimat pasif tersebut. Karena rumus untuk pembentukan kalimat pasif
dalam bahasa Inggris adalah be + past
participle, maka bentuk tunggal atau jamak dari obyek (O) serta tenses yang digunakan pada verba
kalimat aktif akan berpengaruh pada to be yang digunakan pada kalimat pasif. Pada pembentukan kalimat pasif bahasa
Indonesia, tidak terdapat perubahan pada verba seperti pada pembentukan kalimat
pasif bahasa Inggris. Pembentukan
kalimat pasif dalam bahasa Indonesia ditandai dengan perubahan awalan me- pada
verba kalimat aktif menjadi verba dengan
awalan di- pada kalimat pasif.
DAFTAR PUSTAKA
Azar, Betty
Schrampfer. 2002. Understanding And Using English Grammar. Third Edition. Pearson
Education.
Chaer, Abdul.
2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
James, Carl.
1980. Contrastive Analysis. England: Longman.
Keraf, Gorys.
1991. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa Indah.
Murphy,
Raymond. 1994. English Grammar in Use.
Second Edition. Cambridge:
Cambridge
University Press.
Swan, Michael.
1995. Practical English Language Usage. Second Edition. Oxford: University Press.
Komentar
Posting Komentar