Langsung ke konten utama

Syifa Fauziah Anggraeni (ANALISIS KONTRASTIF KATA KERJA BERDASARKAN WAKTU DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB)

ANALISIS KONTRASTIF KATA KERJA BERDASARKAN WAKTU DALAM BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA ARAB

Syifa Fauziah Anggraeni
Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
Jalan Rawamangun Muka No.1 Jakarta Timur


ABSTRACT
This research aims to describe the different forms of vocabulary both Indonesian and Arabic verbs based on the time statement. This research is a contrastive analysis research. This research has used synchronic contrastive. Then, this research based on three steps, they are (1) providing data, (2) data analysis, and (3) the presentation of data results. The data of this research is the vocabulary which is supposed to show the verbs based on the time description in Indonesian and Arabic. The result of the research is the difference of verbs based on the time statement there are differences of past verbs, present verbs, and upcoming verbs between Indonesian and Arabic.

Keywords: Verbs by Time, Indonesian, Arabic

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi perbedaan bentuk kata kerja bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan keterangan waktu. Penelitian ini merupakan penelitian analisis kontrastif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sinkronis kontrastif. Penelitian ini didasarkan pada tiga tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data. Data penelitian ini adalah kosakata yang diduga menunjukkan kata kerja berdasarkan keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Hasil penelitian berupa perbedaan kata kerja berdasarkan keterangan waktu terdapat perbedaan kata kerja lampau, kata kerja sekarang, dan kata kerja yang akan datang antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab.

Kata Kunci: Kata Kerja Berdasarkan Waktu, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab



PENDAHULUAN
Menurut Kridalaksana yang ditulis dalam Chaer (2015:32) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk berkomunikasi,  bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa juga berfungsi dalam mentrasfer budaya dari masa lampau atau  budaya lain ke dalam suatu budaya tertentu. Serta berfungsi sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan.
Menurut Brown (1987:4) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi dengan menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, dan menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara arbitrer. Sedangkan menurut  Oka dan Suparno (1994:3), bahasa yakni sistem lambang bunyi oral yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia atau masyarakat sebagai alat komunikasi.
Keraf (2001:2) mengatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, yang berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sedangkan menurut Wardhaugh dikutip dari Chaer (2015:32) bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal arbitrer yang digunakan untuk berkomunikasi.
Bahasa mempunyai beberapa ciri-ciri yang dikatakan oleh Chaer (2015: 33) diantaranya bahasa ialah sebuah sistem, bahasa berwujud lambang, bahasa berupa bunyi, bahasa bersifat arbitrer, bahasa bermakna, bahasa bersifat konvensional, bahasa bersifat unik, bahasa bersifat universal, bahasa bersifat produktif, bahasa bervariasi, bahasa bersifat dinamis, bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial dan bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
Suatu masyarakat ataupun suatu bangsa pasti mempunyai suatu bahasa tertentu. Maka dari itu perlunya mempelajari bahasa asing selain bahasa sendiri atau bahasa ibu. Saat ini bahasa asing atau bahasa internasional yang banyak digunakan adalah bahasa Inggris, tetapi belakangan ini telah diketahui bahwa bahasa Arab juga ikut berpartipasi sebagai bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Di Indonesia pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing semakin meluas, untuk itu sangat di perlukan dalam mengetahui dan mengenal lebih jauh tentang bahasa Arab tersebut baik secara umum ataupun secara khusus.
Ketika mempelajari bahasa asing atau bahasa kedua tentunya akan terasa sulit apabila kita belum memahami sistem bahasa itu, ditambah lagi apabila bahasa itu memiliki sistem yang cukup berbeda dari bahasa ibu. Begitu juga halnya yang terjadi pada pelajar Indonesia yang belajar bahasa Arab, mereka kesulitan karena antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki cukup banyak perbedaan dalam sistemnya.
            Salah satunya ialah dalam hal kata. Menurut Chaer (2015: 162) kata adalah satuan bebas terkecil. Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem.
Dalam bahasa Indonesia kata terbagi berdasarkan kelas kata diantaranya kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, kata ganti, kata bilangan dan kata tugas.
Sedangkan dalam bahasa Arab terdiri atas tiga jenis kata, yaitu kata benda (isim), kata kerja (fi’il), dan huruf (harf). Masing-masing jenis kata tersebut memiliki ciri tersendiri. Setiap jenis kata dapat diketahui berdasarkan ciri masing-masing melalui distribusi morfologis, distribusi sintaktis, dan makna leksikal gramatikal sesuai dengan konteksnya masing-masing.
Jenis kata yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah kata kerja.  Karena terdapat perbedaan yang mencolok dalam penggunaan kata kerja berdasarkan waktu pada bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Kata kerja adalah kata yang menunjukkan dan mengambarkan pelaksanaan suatu pekerjaan atau peristiwa suatu kejadian. Namun dalam bahasa Arab kata kerja tidak hanya mengambarkan suatu perbuatan melainkan juga ia menunjuk pada waktu perbuatan itu dilakukan.  
Waktu dalam KBBI, diartikan sebagai seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Kata kerja berdasarkan waktu lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah lampau, dan akan datang.
Analisis kontrastif dalam kajian ilmu linguistik berkaitan tentang perbandingan unsur-unsur yang dilihat dari sudut perbedaan dan persamaan pada dua bahasa atau lebih yang dijadikan objek perbandingan. Pada proses perbandingan dalam kajiannya adalah suatu hal yang memungkinkan untuk menemukan persamaan atau pun perbedaan. Kajian terhadap bahasa Arab dengan pendekatan linguistik dan mengontraskannya dengan bahasa Indonesia dimaksudkan untuk mendeskripsikan segi perbedaan dan
persamaan secara berkaidah antara kedua bahasa tersebut. Melalui pendekatan kontrastif ini akan diperoleh kekhasan bahasa masing-masing.
Setiap bahasa memiliki ciri khusus terutama pada struktur dan maknannya. Begitu pula dalam bahasa Indonesia (selanjutnya disingkat BI) dan bahasa Arab (selanjutnya disingkat BA). Kedua bahasa tersebut memiliki persamaan dan perbedaan struktur menurut kaidah masing-masing. Untuk mengetahui struktur kedua bahasa dapat dibuktikan dengan cara membandingkan  kedua bahasa tersebut. Maka dari itu peneliti membandingkan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab. Penelitian ini difokuskan pada bentuk kata kerja berdasarkan waktu antara bahasa Indonesia dengan bahasa Arab.

METODOLOGI PENELITIAN
            Penelitian ini merupakan penelitian analisis kontrastif. Menurut Tarigan (2009:5) analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, yaitu aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar Bahasa kedua.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pendekatan teoretis dan metodologis. Pendekatan teoretis dalam penelitian ini adalah sinkronis kontrastif, sedangkan pendekatan metodologis dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Data dalam penelitian ini adalah kosakata yang diduga menunjukkan kata kerja berdasarkan waktu dalam BI dan BA.
Sumber data penelitian ini adalah kata kerja berdasarkan waktu BI dan BA yang diperoleh dari buku pelajaran, media massa, dan percakapan dalam BI dan BA. Kosakata tersebut terdapat dalam kalimat BI yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam BA. Data yang sudah diperoleh dibatasi sebanyak 100 kata kerja berdasarkan waktu. Pembatasan tersebut karena dianggap sudah mewakili BI dan BA.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan tiga tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data, dan (3) tahap penyajian hasil analisis data sebagaimana menurut Sudaryanto (1986:57). Tahap pertama, metode dan teknik penyediaan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik simak dan teknik catat. Teknik simak dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan kata kerja berdasarkan waktu dalam BI dan BA. Teknik simak dalam penelitian ini menggunakan teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC) yaitu peneliti tidak terlibat dalam proses pertuturan sebagaimana menurut Sudaryanto (1993: 134). Teknik catat dilakukan dengan pencatatan yang dilanjutkan dengan pengklasifikasian dan pengelompokan data. Tahap kedua, metode dan teknik analisis data. Teknik analisis data menggunakan metode agih. Metode agih yaitu metode yang menggunakan alat penentu berasal dari bahasa yang bersangkutan sebagaimana menurut Sudaryanto (1993: 15).
Tahap ketiga, metode penyajian hasil analisis data, yaitu metode informal. Menurut Sudaryanto (1993: 145). Metode informal adalah cara memaparkan dengan menggunakan kata-kata biasa. Metode informal digunakan untuk mendeskripsikan hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. Permasalahan tersebut meliputi wujud perbedaan kata kerja berdasarkan waktu antara BI dan BA.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan perbedaan bentuk kata kerja berdasarkan waktu pada BI dan BA ditinjau dari masing-masing ciri atau strukturnya.
Pada penggunaan bahasa Indonesia dalam sistem kata kerjanya tidak mengenal pembagian waktu, namun BI memiliki bentuk tertentu dalam mengungkapkan makna kewaktuan pada suatu kalimat baik itu berupa imbuhan maupun dengan menambahkan kata yang secara leksikal bermakna waktu (keterangan waktu). Pertama, ketika ingin menunjukkan makna lampau kita bisa menyisipkan kata sudah, telah, tadi, semalam, dan lainnya. Contoh: Semalam Ahmad menulis surat.
Kedua, jika ingin menunjukkan makna sedang atau sekarang bisa dengan menambah kata keterangan waktu seperti; sedang atau mulai. Contoh: Ahmad sedang mendengar musik.
Ketiga, jika ingin menunjukkan makna akan datang, maka bisa dengan menambahkan kata keterangan akan atau ingin. Contoh: aku akan pergi ke Bandung atau pada kalimat aku ingin pergi ke Bandung.
Dalam bahasa Arab kata kerja (fi’il) dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan waktu, yakni kata kerja bentuk lampau yang dikenal dengan fi’il madhi, kata kerja bentuk sekarang yang dikenal dengan  fi’il Mudhori’, dan kata kerja bentuk akan datang yang dikenal dengan fi’il Amr, tetapi fi’il amar identik dengan kata kerja perintah. Dan sebenarnya penggunaan fi’il mudhori’  tidak hanya menunjukkan makna sekarang melainkan fi’il mudhori’  juga menunjukkan makna waktu akan datang.
Fi’il madhi adalah lafal yang menunjukkan atas terjadinya suatu perbuatan yang telah dilakukan. Ciri dari fi’il madhi ini adalah pada dasarnya terdiri dari tiga huruf dan huruf terakhirnya berbaris atas atau fathah, namun hurufnya bisa lebih dari tiga dipembahasan yang lebih mendalam, tapi disini kita tidak membahas fi’il madhi berdasar jumlah hurufnya. Contoh dari fi’il madhi: جلس (telah duduk), قرأ (telah membaca), كتب (telah menulis).
Fi’il madhi bisa dikenali dengan mudah apabila sebelum fi’il itu terdapat huruf قد   atau fi’il itu dilekati oleh dhomir muttashil. Dhomir Muttashil adalah dhomir (kata ganti) yang bersambung dengan fi’il madhi atau menempel dengan huruf akhir fi’il tersebut. Adapun sebagian dhomir muttashil diantaranya: تَ،تِ، تُ، تما، تم، تنَّ، نا.
Fi’il mudhori’  adalah lafal yang menunjukkan terjadinya suatu perbuatan pada waktu terjadinya pembicaraan. Fi’il mudhori’  bisa dikenali karena ada salah satu huruf mudhoro’ah diawal kata itu sebagai tanda fi’il mudhori’ . Adapun huruf-huruf mudhora’ah itu terdiri dari  ي، ت، ن،ا. Ketika salah satu huruf yang empat ini ada di awal sebuah kata maka bisa dipastikan bahwa kata itu merupakan fi’il mudhori’ . Contoh : (sedang/akan menulis) يكتب , (sedang/akan membaca) يقرأ, (sedang/akan duduk) يجلس.
Fi’il mudhori’ yang bermakna akan datang bisa dibedakan dengan yang bermakna sedang dengan melihat atau menaruh أن masdariyah sebelum fi’il mudhori’, atau menaruh keterangan waktu tambahan yang ada baik sebelum fi’il maupun setelah fi’il tersebut, seperti: أريد أن أرجع إلى "لومبوك" في الشهرين المستقبل (saya akan pulang ke Lombok dua bulan yang akan datang). Atau bisa juga dengan melihat atau menaruh sin (س) atau saufa (سوف) di depan fi’il mudhori’. سيقرأ فلان القرآن (Fulan akan segera membaca Alquran).
Fi’il amr adalah lafal yang ditujukan untuk menuntut seseorang melakukan suatu perbuatan setelah waktu pembicaraan dilakukan atau kata kerja perintah. Fi’il amr ini bermakna akan datang, karena suatu perintah untuk mengerjakan sesuatu tentu menghendaki perbuatan itu dilakukan setelah perintah itu dikeluarkan. Fi’il amr bisa dibuat dari fi’il mudhori’. Pertama, dengan membuang huruf mudhora’ah-nya. Kedua, dengan menyukunkan huruf akhirnya. Ketiga, apabila belum terbaca maka ditambahkan alif didepannya. Keempat,  membariskan alif disesuaikan baris ‘ain fi’il, apabila‘ain fi’ilnya baris atas atau bawah, maka alif tadi berbaris bawah sedangkan apabila ‘ain fi’il baris depan maka alif tadi berbaris depan. Contoh: (bacalah!)اِقْرَأْ , (duduklah ) اِجْلِسْ, dan (tulislah) اٌكْتُبْ.



Waktu Lampau
Deskripsi BA
Kalimat BA
Kalimat BI
Deskripsi BI
كتب  merupakan fi’il madhi  tiga huruf yang memiliki makna lampau.
كتب خالد الرسلةَ
Khalid sudah menulis surat
sudah +V atau dengan penambahan keterangan waktu sudah sebelum verba.
أثمر merupaka fi’il madhi empat huruf dengan tambahan hamzah diawal morfemya. Ia memiliki makna lampau
أثمرت الشجرة
Pohon itu telah berbuah
Telah + V atau dengan penambahan keterangan waktu telah sebelum verba.
ذهب merupakan fi’il madhi tiga huruf yang bermakna lampau.
في المساء الماضي merupakan keterangan waktu tambahan yang menunjukkan makna waktu sore kemarin
ذهبت إلى مكتبة الجامعة في المساء الماضي
Aku pergi ke perputakaan kampus kemarin sore
V+ kemarin sore atau dengan penamba-han keterangan waktu kemarin sore setelah verba.

                                                     Waktu Sedang
Deskripsi BA
Kalimat BA
Kalimat BI
Deskripsi BI
يقرأ  merupakan fi’il mudhori’karena bisa dilihat dengan adanya huruf ya’ di awal kata tersebut.
يقرأ أحمد كتاب الفلاسفة
Ahmad sedang membacabuku filsafat
sedang + V
يبنى merupakan fi’il mudhori’karena bisa dilihat dengan adanya huruf ya’ di awal kata tersebut.
يبنى بناء الجامة الجديدة
Gedung kampus baru itumulai dibangun
mulai + V

Waktu Akan Datang
Deskripsi BA
Kalimat BA
Kalimat BI
Deskripsi BI
 أرجع  merupakan fi’il mudhori’yang bermakna waktu akan datang karena ia di dahului oleh أن , apalagi di tambah dengan في الشهرين المستقبل
أريد أن أرجع إلى "لومبوك" في الشهرين المستقبل
Saya akan pulang ke Lombok dua bulan yang akan datang
Akan +V
  نخرج merupakan fi’il mudhori’ yang bermakna waktu akan datang karena ia di dahului oleh س 
سنخرج من الفصل
Sebentar lagi, kitaakan keluar dari kelas
Sebentar +akan+ V
يذهب merupakan fi’il mudhori’yang bermakna waktu akan datang karena ia di dahului oleh سوف
سوف يذهب خالد الى المكّة المكرّة في السنة الأتية
Khalid akan pergi ke Makkah Al-Mukarramah tahun depan.
Akan + V
اِقْرَأْ  merupakan fi’il amr. Hal ini  bisa ketahui dengan ciri seperti yang telah disebutkan di atas
اِقْرَأْ باسم ربك الذي خلق
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakanmu
V+ lah (perintah)




Pada tataran kata kerja berdasarkan waktu, dalam BI diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (1) kata kerja lampau, (2) kata kerja sedang, dan (3) kata kerja akan datang. Pada masing-masing kata kerja tersebut terdapat tambahan keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat lalu, semalam, sedang, dan akan yang melekat pada predikat dalam konteks kalimat. Keterangan waktu tersebut digunakan untuk menunjukkan kapan pekerjaan itu berlangsung.
Kata kerja dalam BA meliputi, (1) lampau (fiil madhi), (2)sedang ( fi’il mudhori’), dan (3) akan datang (fi’il amr). Dalam BA keterangan waktu langsung ditunjukkan oleh kosakata verbanya, seperti seperti [فعل] telah bekerja, [يفعل] sedang bekerja. Perbandingan kosakata berdasarkan kata kerja dalam BI dan BA yaitu (1) dalam BI masing-masing kata kerja terdapat tambahan keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat lalu, semalam, sedang, dan akan, sedangkan dalam BA keterangan waktu tersebut sudah tersimpan dalam kosakata yang digunakan, dan (2) dalam BI tidak terdapat perubahan penulisan kata kerja berdasarkan waktu dalam BA terdapat perubahan penulisan kata kerja berdasarkan waktu.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan penelitian yang telah dipaparkan maka simpulan penelitian ini adalah bahwa bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kata kerja waktu ditinjau dari masing-masing ciri atau struktur mempunyai perbedaan pada proses morfologis dalam masing-masing bahasa.
Perbandingan kosakata berdasarkan kata kerja dalam BI dan BA yaitu (1) dalam BI masing-masing kata kerja terdapat tambahan keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat lalu, semalam, sedang, dan akan, sedangkan dalam BA keterangan waktu tersebut sudah tersimpan dalam kosakata yang digunakan, dan (2) dalam BI tidak terdapat perubahan penulisan kata kerja berdasarkan waktu dalam BA terdapat perubahan penulisan kata kerja berdasarkan waktu.
Antara BA dan BI memiliki perbedaan dalam sistem verba. BA mengenal waktu dalam verba dan memiliki aturan yang ketat dalam penerapannya. Sedangkan, BI tidak mengenal waktu dalam sistem verba, namun ada cara lain untuk menunjukkan waktu dalam sebuah peristiwa. Walaupun BA dan BI berbeda dalam menunjuk waktu dalam peristiwa, namun tetap antara BA dan BI memiliki persamaan dalam pemetakan atau pembagian waktu yakni lampau, sekarang, dan akan datang.


DAFTAR PUSTAKA
Brown, F dan Levinson, S. 1987. Politeness, Some Universals of Language Usage. London: Cambridge University Press.
Chaer, Abdul. 2015. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
I.G.N Oka, Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Keraf, Gorys. 2001. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa...

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan ...

Cakupan Linguistik Dengan Pendekatan Struktural dan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN A.        Dasar Pemikiran Kalau kita mendengar kata linguistik, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kata bahasa, dan memang benar linguistik seperti yang dikatakan oleh Martinet (1987:19) [1] , telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa adalah objek utama yang dibahas  pada kajian linguistik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika; atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadai objek kajian sosiologi. Perbandingan ini akan dibahas juga pada pembahasan selanjutnya. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian. Kata linguistik (yang...