Langsung ke konten utama

Syifa Fauziah Anggraeni (Sebuah Tugas Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra)

Tes Menulis Bahasa Arab
(Kemahiran Menulis untuk Siswa Kelas XI SMA)
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah
Evaluasi dan Pengukuran dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd dan Dr. Sri Harini Ekowati, M.Pd

Disusun oleh:
Syifa Fauziah Anggraeni (7316167163)
Pendidikan Bahasa REG A Pascasarjana UNJ



Soal:   
إِجْعَلِي قِصَةً قَصِيْرَةً عَلَى ۳ الفَقَرَات عَنِ "العُطْلَة" بِالمُتوَالِيَات:
·       وَقْتُ العُطْلَة
·       مَكَانُ العُطْلَة
·       عَمَل العُطْلَة

Buatlah cerita pendek (wacana narasi) dalam tiga pargraf dengan topik “liburan”, dengan memperhatikan:
  • Urutan waktu selama liburan
  • Urutan tempat selama liburan
  • Urutan kegiatan selama liburan


Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Wacana Narasi
No.
Aspek
Deskripsi
Skor (1-10)
1.
Ketepatan jenis wacana
·     Berupa wacana narasi, yaitu wacana yang bertujuan menceritakan suatu peristiwa
2.
Organisasi Wacana
·     Memuat satu paragraf pendahuluan
·     Memuat paragraf tentang isi
·     Memuat satu paragraf penutup
3.
Keterpaduan wacana
·     Antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya berkaitan ditandai oleh adanya urutan kronologis:
a.       Sesuai urutan waktu
b.      Sesuai urutan tempat
c.       Sesuai urutan kegiatan
4.
Struktur kalimat
·      Menggunakan fiil madhi dalam wacana
·      Menggunakan mufrodat yang telah dipelajari
5
Ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca
·      Tidak ada kesalahan dalam penulisan ejaan
·      Tidak ada kesalahan dalam tanda baca
·      Tulisannya rapi


Kriteria Penilaian Tes Menulis dengan Pendekatan Berbasis Genre
Jumlah Skor
Kategori
90-100
Sangat Mampu
80-90
Mampu
70-80
Cukup Mampu
60-70
Kurang Mampu
50-60
Tidak Mampu



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dasar-Dasar Psikologis Dalam Analisis Kontrastif

BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang James menyatakan bahwa analisis kontrastif atau yang disingkat dengan Anakon bersifat hybrid atau berkembang. Anakon adalah suatu upaya linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan dua tipologi yang bernilai terbalik dan berlandaskan asumsi bahwa bahasa-bahasa dapat dibandingkan. [1] Hakikat dan posisi anakon dalam ranah linguistik yaitu: pertama, anakon berada di antara dua kutub generalis dan partikularis. Kedua, anakon menaruh perhatian dan tertarik kepada keistimewaan bahasa dan perbandingannya. Ketiga, anakon bukan merupakan suatu klasifikasi rumpun bahasa dan faktor kesejarahan bahasa-bahasa lainnya serta anakon tidak mempelajari gejala-gejala bahasa statis yang menjadi bahasan linguistik sinkronis. Ellis membagi anakon menjadi dua aspek yaitu: aspek linguistik dan aspek psikologis. [2] Dalam ranah linguistik terdapat suatu cabang yang disebut telaah antarbahasa. Cabang lingistik ini tertarik kepada kemunculan bahasa...

Cakupan Linguistik Dengan Pendekatan Struktural dan Fungsional

BAB I PENDAHULUAN A.        Dasar Pemikiran Kalau kita mendengar kata linguistik, biasanya yang terlintas di benak kita adalah kata bahasa, dan memang benar linguistik seperti yang dikatakan oleh Martinet (1987:19) [1] , telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Bahasa adalah objek utama yang dibahas  pada kajian linguistik. Bahasa sebagai objek kajian linguistik bisa kita bandingkan dengan peristiwa-peristiwa alam yang menjadi objek kajian ilmu fisika; atau dengan berbagai penyakit dan cara pengobatannya yang menjadi objek kajian ilmu kedokteran; atau dengan gejala-gejala sosial dalam masyarakat yang menjadai objek kajian sosiologi. Perbandingan ini akan dibahas juga pada pembahasan selanjutnya. Meskipun dalam dunia keilmuan ternyata yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya bukan hanya linguistik, tetapi linguistik tetap merupakan ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, sedangkan ilmu lain tidak demikian. Kata linguistik (yang...

Ontologi, Metafisika, Asumsi, Peluang

BAB I PENDAHULUAN 1.                   Latar Belakang Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta, untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya, sedangkan proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Adapun beberapa cakupan ontologi adalah Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapa asumsi dalam ilmu, dan batasan-batasan penjelajah ilmu. Membahas ilmu pengetahuan, sangat erat kaitannya dengan metafisika. Metafisika merupakan sebuah ilmu, yakni suatu pencarian dengan daya intelek yang bersifat sistematis atas data pengalaman yang ada. Metafisiska sebagai ilmu yang mempunyai objeknya tersendiri, hal inilah yang membedakannya dari pendekatan rasional yang lain. Setiap manusia yang baru dilahirkan ...