Sebuah Analisis Kontrastif
Tomson Sabungan
Silalahi
Program Studi
Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Jakarta
tomsonsabungansilalahi20031988@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kecenderungan mahasiswa Indonesia dalam mempelajari bahasa Inggris. Dengan
menggunakan persepsi analisis kontrastif, peneliti menemukan secara langsung
apa kesulitan-kesulitan mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris, bagaimana
mereka mengatasi kesulitan itu. Selain itu, juga diketahui bahwa guru-guru
bahasa Inggris yang ada selama ini belum bisa mengajarkan bahasa Inggris dengan
baik. Ini juga mengindikasikan bahwa untuk belajar bahasa Inggris tidaklah
cukup hanya di dalam kelas saja, tetapi harus disertai dengan praktek dan niat
yang tumbuh dalam diri tiap pembelajar. Penelitian ini menggunakan kuisioner
yang dirancang menggunakan Google Form
dan disebar melalui grup Whatsapp. Respon yang diberikan tiap responden akan
secara otomatis masuk dalam Google Drive
untuk selanjutnya dianalisis. Selain itu, juga dilakukan pembandingan kata
kerja yang terdapat dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Batak Toba. Hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kata kerja sesuai keterangan waktu pada
Bahasa Inggris sedangkan dala Bahasa Batak Toba tidak menunjukkan perubahan
yang signifikan, hingga mengafirmasi pendapat bahwa belajar Bahasa Inggris
sulit bagi mahasiswa Batak Toba yang termasuk salah satu suku di Indonesia.
Kata kunci: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Kecenderungan, Analisis Kontrastif, Kata Kerja.
Kata kunci: Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Kecenderungan, Analisis Kontrastif, Kata Kerja.
PENDAHULUAN
Di
zaman globalisasi sekarang ini, memahami atau mampu berbahasa asing terutama
bahasa Inggris selaku bahasa yang paling populer dan merupakan urutan kedua
bahasa yang paling banyak digunakan di dunia merupakan suatu kewajiban jika
tidak ingin ketinggalan banyak informasi.
Seiring dengan itu, menurut Kridalaksana yang
ditulis dalam Chaer (2015:32) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk
berkomunikasi, bekerja sama, dan
mengidentifikasikan diri. Bahasa juga berfungsi dalam mentrasfer budaya dari
masa lampau atau budaya lain ke dalam
suatu budaya tertentu. Serta berfungsi sebagai sarana transfer ilmu
pengetahuan.
Karena
transfer ilmu pengetahuan banyak dilakukan menggunakan bahasa, maka penguasaan
bahasa Inggris memang sudah sepatutunya menjadi suatu keharusan di kalangan
para pelajar yang memang kesehariannya berkutat pada ilmu pengetahuan.
Menurut Surna dan Pandeirot (2014: 94) dari berbagai
penelitan yang telah dilakukan, teori perkembangan bahasa dikelompokkan menjadi
empat teori yaitu teori behaviorisme, teori sosial kognitif, teori nativisme,
dan teori sosial kultural. Menurut teori behavioreisme, perkembangan bahasa
anaka yang memperoleh kemampuan berbahasa (terutama bahasa ujar) sangat
ditentukan oleh faktor penguatan dengan cara mendemonstrasikan suara dan kata
(Moerk, 1992; B. Skinner, 1953, 1957). Teori sosial kognitif menekankan bahwa
perkembangan bahasa dipengaruhi oleh peran faktor medeling: peniruan anak
terhadap orang dewasa berbicara, penguatan yang dilakukan orang dewasa, koreksi
atas bahasa ujar anak (Bandura, 1986, 1989).
Menurut teori Nativisme, setiap manusia pasti
belajar berbahasa ujar, sekalipun berbeda-beda sesuai dengan budaya dan
bangsanya. Semua bahasa memiliki struktur dasar yang dijadikan acuan dalam
menyusun pesan dan menyampaikan pesan yang dapat dipahami oleh komunitasnya.
Sedang teori Sosial Kultural menyatakan perkembangan bahasa sangat dipengaruhi
oleh interaksi sosial anak dengan lingkungannya. Artinya, internalisasi nilai
budaya yang memberi makna tertentu bagi anak dalam upaya mengembangkan
kemampuan berpikir dan kemampuan berbahasa.
Analisis kontrastif merupakan
salah satu cabang linguistik yang mengkaji dan mendeskripsikan persamaan dan
perbedaan struktur atau aspek-aspek yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih.
Aspek dan struktur bahasa tersebut mencakup semua objek kajian linguistik,
seperti fonetik dan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik bahkan pragmatik.
Adanya pendeskripsian mengenai persamaan dan perbedaan antara bahasa I (B1) dan
bahasa II (B2) dapat memprediksi kesalahan dan kesulitan yang akan dialami oleh
pembelajar B2. Sehingga bagian yang sulit akan diberikan perhatian dan
penekanan secukupnya dalam latihan, sehingga membentuk suatu kebiasaan pada
diri pembelajar, melalui berbagai bentuk latihan.
Dalam artikel ini, dilaporkan kecenderungan
mahasiswa Indonesia dalam mempelajari bahasa Inggris, kesulitan dan tindakan
yang sering dilakukan untuk mempelajari bahasa Inggris dalam kehidupannya
sehari-hari.
METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun 10
pertanyaan yang dibuat menggunakan Google
Form (kuisioner) lalu disebarkan
pada responden, yakni kelompok mahasiswa yang tergabung dalam beberpa grup Whatsapp. Respon dari responden secara
otomatis direkam dalam Google Drive
peneliti untuk kemudian dianalisis.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
respon-respon atas kuisioner yang sudah terkumpul, maka didapatlah data yang
menjadi hasil penelitian ini. Jumlah responden yang memberi respon adalah
sebanyak 19 orang yang tersebar di 12 universitas di Indonesia, yakni:
No.
|
Nama
Universitas
|
Jumlah
Responden
|
1
|
Universitas
Negeri Jakarta
|
6
|
2
|
Universitas
Sumater Utara
|
1
|
3
|
Universitas
Simalungun
|
2
|
4
|
Universitas
HKBP Nommensen Pematangsianar
|
2
|
5
|
UNIKA
Widya Mandala Surabaya
|
1
|
6
|
Universitas
Sriwijaya
|
1
|
7
|
Universitas
Adi Buana Suarabaya
|
1
|
8
|
Universitas
Trisakti
|
1
|
9
|
STKIP
PGRI Bandar Lampung
|
1
|
10
|
UIN
Banda Aceh
|
1
|
11
|
Universitas
Negeri Manado
|
1
|
12
|
Universitas
Tanjungpura Pontianak
|
1
|
Total Responden
|
19
|
|
Ke-19
responden tersebar dalam 13 jurusan yang berbeda seperti tampak pada tabel
berikut:
No.
|
Jurusan
|
Jumlah
Responden
|
1
|
Ilmu
Keolahragaan
|
1
|
2
|
Pendidikan
Kimia
|
1
|
3
|
Hukum
|
2
|
4
|
Pendidikan
Fisika
|
1
|
5
|
(Pendidikan)
Bahasa Inggris
|
4
|
6
|
Pendidikan
Bahasa Indonesia
|
2
|
7
|
Pendidikan
Matematika
|
1
|
8
|
Keperawatan
|
1
|
9
|
Ilmu
Kelautan
|
1
|
10
|
Akuntansi
|
1
|
11
|
Bahasa
Jepang
|
1
|
12
|
Bahasa
Jerman
|
1
|
13
|
Pembangunan
sosial
|
1
|
Total Responden
|
19
|
|
Pertanyaan
No. 1
Apakah
Saudara/i pernah mendengar istilah ‘Analisis Kontrastif’?
Dari
19 (sembilan belas) responden, ada 52,6%
yang tidak pernah mendengar istilah ‘analisis konstrastif’.
Pertanyaan
No. 2
Sudah
berapa lama Saudara/i mempelajari Bahasa Inggris? (tulis dengan angka dalam
tahun, contoh: 7, kalau sudah belajar bahasa Inggris selama 7 tahun).
No. Responden
|
Tahun lamanya belajar bahasa
Inggris
|
1
|
12
|
2
|
10
|
3
|
6
|
4
|
16
|
5
|
16
|
6
|
12
|
7
|
10
|
8
|
12
|
9
|
9
|
10
|
10
|
11
|
6
|
12
|
8
|
13
|
13
|
14
|
12
|
15
|
10
|
16
|
10
|
17
|
7
|
18
|
11
|
19
|
7
|
Dari
data di atas diperoleh rata-rata ke-19 responden mempelajari bahasa Inggris
adalah 10,37 tahun, tahun yang paling rendah adalah 6 tahun sedangakan yang
terlama adalah 16 tahun.
Pertanyaan
No. 3
Dengan
waktu (sesuai jawaban no. 2 di atas) selama itu, apakah Saudara/i merasa
penguasaan Bahasa Inggris Saudara/i sudah mumpuni?
Dengan
waktu belajar yang relatif sudah lama, namun responden kebanyakan, yakni 78,9%
merasa penguasaan Bahasa Inggrisnya belum mumpuni.
Pertanyaan
No. 4
Jawaban ‘menghafal vocabulary’
merupakan jawaban yang paling banyak dipilih, yakni 9 responden, seperti tampak
pada diagram di bawah ini. ‘Memahami grammar’
merupakan urutan ke-2 yakni 6 responden, sedangkan memilih keduanya adalah 2
responden.
Selain
ketiga pilihan yang diberikan, ada beberapa responden yang memberikan jawaban
tambahan yakni, ‘speaking (jarang praktek
karena tidak percaya diri dengan (penguasaan) grammar)’, ‘diejek jika tidak bisa (tidak fasih), pengajar kurang
baik mengajar’, dan ‘tidak ada partner berbicara’.
Pertanyaan
No. 5
Menurut
Saudara/i, mengapa kendala itu bisa terjadi?
No. Responden
|
Jawaban
|
1
|
Kurangnya wadah
untuk belajar bahasa Inggris dan mahalnya
biaya les
|
2
|
Kurang latihan dan apply dalam kehidupan sehari2
|
3
|
Kurang latihan
|
4
|
Kurang belajar dengan fokus, serius, dan ditekuni berkelanjutan;
jarang practice
|
5
|
Kurang latihan
|
6
|
Susah memahami
|
7
|
Tidak serius belajar
|
8
|
Susah dimengerti
|
9
|
Karena kurang latihan
sehari hari
|
10
|
Guru/dosen yg seenaknya
|
11
|
Kurang berminat
|
12
|
Tidak fokus belajar
|
13
|
Cuek
|
14
|
Guru selama ini gagal
|
15
|
Jarang praktik
|
16
|
Karena saya kurang latihan
berbicara dan mendengar dengan native
speakers
|
17
|
Mungkin karena saya tidak terlalu menyukai bahasa Inggris
|
18
|
Karena bahasa Indonesia dan Inggris kosa katanya beda sekali
(bukan bahasa serumpun)
|
19
|
Faktor lingkungan sekitar di mana orang-orang jarang/hampir tidak pernah menggunakan bahasa
asing (Inggris) jadi susah untuk menghafal
|
Dari ke-19 respon yang diberikan,
ada sebanyak 9 respon yang menyatakan baik langsung pun tidak langsung kendala
dalam mempelajari bahasa Inggris adalah karena jarang dipraktikkan.
Pertanyaan
No. 6
Untuk
mengatasi kendala itu, apa yang bisa Saudara/i lakukan?
No. Responden
|
Jawaban
|
1
|
Belajar melalui internet.
|
2
|
Bergabung dengan komunitas yang dapat
meningkatkan English skill
|
3
|
Kursus
|
4
|
Mempunyai niat untuk ikut kursus lagi
supaya bisa belajar bahasa Inggris dengan baik dan benar dan terstruktur,
mempunyai niat untuk meluangkan waktu untuk belajar bahasa Inggris secara
mandiri
|
5
|
Memperbanyak nonton film baca buku
dll. yang menggunakan bahasa Inggris
|
6
|
Belajar
|
7
|
Mencari teman untuk conversation
|
8
|
Sering membaca dan mendengar bahasa Inggris
|
9
|
Berlatih setiap hari dalam aktivitas
|
10
|
Tidak ada
|
11
|
Terus belajar
|
12
|
Rajin mendengar lagu bahasa Inggris,
dan menghafalnya. Dan juga menerjemahkan lirik tersebut.
|
13
|
Beralih ke musik bahasa Inggris
|
14
|
Lebih baik belajar sendiri
|
15
|
Sering-sering bicara bahasa Inggris
|
16
|
Belajar dengan mendengarkan lagu dan
mencoba menebak liriknya
|
17
|
Lebih memperbanyak membaca
|
18
|
Banyak membaca artikel
|
19
|
Melakukan obrolan online via internet dengan orang asing
|
Hanya satu orang yang memilih
‘kurusus’ selain itu, kebanyakan lebih memilih belajar sendiri.
Pertanyaan
No. 7
Menurut
Saudara/i, apakah Guru (dalam sekolah formal) sudah mengajarkan Bahasa Inggris
dengan baik?
Sebanyak 11 atau 57,9% responden
menjawab bahwa guru (dalam sekolah formal) ‘tidak’ mengajarkan bahasa Inggris
dengan baik. Kiranya, sesuai dengan jawaban pada pertanyaan No. 6 bahwa,
kebanyakan responden lebih memilih untuk belajar bahasa Inggris sendiri daripada mengikuti kursus.
Pertanyaan
No. 8
Selain
belajar dengan bimbingan seorang guru (pada sekolah formal atau informal),
apakah Saudara/i juga belajar sendiri, dengan usaha sendiri?
Dari
diagram di atas, tampak bahwa responden selain dengan bimbingan seorang guru
(pada sekolah formal atau informal) juga belajar sendiri, dengan usaha sendiri
sebanyak 16 orang, 84,2%. Lagi-lagi, data ini menunjukkan bahwa kepercayaan
responden terhadap seorang guru bahasa Inggris di Indonesia belum begitu
dipercaya untuk mengajarkan bahasa Inggris.
Pertanyaan
No. 9
Jika
ya, apa aktivitas yang biasanya Saudara/i lakukan? (boleh memilih lebih dari
satu).
No. Responden
|
Jawaban
|
1
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Menonton, Mendengar radio,
Menonton di Youtbube, Mendengarka lagu, Menulis kata-kata baru dan
menghafalkannya
|
2
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Menonton, Menonton di
Youtbube, Mendengarka lagu
|
3
|
Menonton di Youtbube
|
4
|
Menonton, Menulis kata-kata baru dan menghafalkannya
|
5
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Menonton, Mendengar radio,
Menonton di Youtbube, Mendengarka lagu
|
6
|
Mendengarka lagu
|
7
|
Conversation dengan rekan
|
8
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Mendengarka lagu
|
9
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Mendengarka lagu
|
10
|
|
11
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Menonton, Menonton di
Youtbube, Mendengarka lagu
|
12
|
Mendengarka lagu
|
13
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Menonton, Mendengar radio,
Menonton di Youtbube, Mendengarka lagu
|
14
|
Menonton di Youtbube, Mendengarka lagu
|
15
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Menonton, Menonton di
Youtbube
|
16
|
Menonton, Mendengarka lagu
|
17
|
Menonton, Mendengarka lagu
|
18
|
Membaca buku, majalah, koran, dll., Menonton, Mendengarka lagu,
Les
|
19
|
Menonton, Menonton di Youtbube, Apps android
|
Jawaban
‘mendengarkan lagu’ dan ‘menonton’ merupakan jawaban terbanyak yakni masing-masing
13 responden, disusul ‘membaca buku, majalah, koran, dll.’ dan ‘menonton di
YouTube’ sebanyak 9 responden. Jawaban terendah yakni masing-masing 1 orang
adalah ‘les’, ‘melakukan percakapan denga teman’ dan ‘belajar melalui aplikasi
di android’.
Pertanyaan
No. 10
Menurut
Saudara/i, pentingkah belajar Bahasa Asing (Baik Inggris maupun bahasa Asing
lainnya)?
Jawaban ‘Tidak’ memiliki nilai terendah untuk pertanyaan No.
10. Dengan kata lain, semua responden mengakui bahwa belajar bahasa Inggris (asing)
penting bagi mereka.
Perbedaan kata kerja
Perbedaan kata kerja dalam Bahasa Inggris selanjutnya disebut
BI dengan Bahasa Batak Toba yang selanjutnya disebut BB.
No.
|
BI
|
BB
|
Simple Present Tense
|
||
1
|
I send a
letter once a week to my mother.
|
Hu tongos
surat sahali saminggu hu omakku.
|
2
|
He goes
to school every morning.
|
Ibana laho
hu sikkola tiap manogot.
|
Past tense
|
||
3
|
I sent a
letter yesterday to my mother.
|
Hu tongos
surat nattuari tu omakku.
|
4
|
He went to
school lalst month.
|
Imana laho
hu sikkola bulan na salpu.
|
Perfect tense
|
||
5
|
I have sent a
letter to my mother.
|
Nga hu tongos
surat hu omakku.
|
6
|
He has gone
to America.
|
Nga laho
ibana hu Amerika.
|
Future tense
|
||
7
|
I will send
a letter to my mother tomorrow.
|
Naeng hu tongos
surat tu omakku marsogot.
|
8
|
I will go
to America next year.
|
Naeng laho hu Amerika ahu taon na naeng ro.
|
Present continuous tense
|
||
9
|
I am sending
a letter to my mother now.
|
Manongos surat ahu nuaeng.
|
10
|
He is going
to school now.
|
Laho ibana hu
sikkola nuaeng.
|
Pada
kalimat 1 dan 2 jika dibandingkan dengan kalimat 3 dan 4, dalam BI memiliki
perbedaan pada kata kerjanya, send
dan goes (pada kalimat 1 dan 2)
berubah menjadi sent dan went sedangkan pada BB tidak ada perubahan
kata kerja.
Kalmiat
3 dan 4 pada BI jika dibandingkan dengan kalimat 5 dan 6 juga mengalami perubahan bentuk, dari sent dan went menjadi have sent
dan has gone, sedangkan pada BB tidak ada perubahan
kecuali penambaha kata kata nga.
Kalimat
5 dan 6 pada BI jika dibandingkan dengan kalimat 7 dan 8 juga mengalamai
perubahan dari have sent dan has gone menjadi will send dan will go, sedangkan
pada BB tidak ada perubahan kecuali penambahan kata naeng.
Kalimat
7 dan 8 pada BI jika dibandingkan dengan kalimat 9 dan 10 lagi-lagi mengalami
perubahan dari have sent dan has gone menjadi am sending dan is going,
sedangkan pada BB ada perubahan dari tongos
menjadi manongos sedang kata
kerja laho masih tetap. Perubahan tongos menjadi manongos pada BB biasanya terjadi karena tongos/manongos adalah kata kerja transitif.
KESIMPULAN
Dari
pemaparan hasil dan pembahasan di muka, dapat disimpulkan bahwa kata kerja pada
Bahasa Inggris mengalami perubahan sesuai waktunya sedangkan kata kerja dalam
Bahasa Batak tidak mengalami perubahan. Itulah salah satu sebab memahami bahasa
asing terutama bahasa Inggris dipandang sulit oleh kebanyakan pembelajar yang
bukan penuturasli. Mengingat banyaknya kendala dalam memahami bahasa Inggris
maka untuk mengatasinya harus datang dari niat diri sendiri dari pembelajar.
Peserta didik cenderung menyadari
bahwa belajar bahasa asing itu penting, menyadari bahwa bahasa asing yang
dipelajarinya harus dipraktikkan sehari-hari, namun dalam praktiknya, tidak
banyak yang melakukannya, peserta didik cenderung malas belajar sendiri, hal
ini dikarenakan sulitnya belajar bahasa Inggris. Tata bahasa dan kosa katanya sangat berbeda
dengan B1-nya merupakan kendala terbesar selain sulitnya menemukan partner
untuk mempraktekkan bahasa Inggris sehari-hari.
Seiring dengan perkembangan
teknologi yang sangat pesat dalam kehidupan kita. Sistem informasi yang saat
ini sudah berada pada era digitalisasi telah mengubah cara belajar dari tradisi
lisan ke tradisi digital (Budiargo, 2015). Belajar melalui internet (YouTube)
dan mendengarkan lagu yang dengan mudah didapat pada internet sudah menggeser
peran guru dalam dunia pendidikan, dari yang dulunya memberikan informasi,
sekarang perannya tidak lagi memberikan informasi tapi lebih pada mengarahkan
peserta didiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Budiargo,
Dian. 2015. Berkomunikasi Ala Net Generation. Jakarta: Gramedia
Chaer,
Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Surna, I
Nyoman. 2014. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Erlangga





Komentar
Posting Komentar